Ternate, 26/10 (Antaranews Maluku) - Dinas Penindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara (Malut) terus berupaya memaksimalkan pemanfaatan produksi kelapa di daerah itu, untuk meningkatkan pendapatan daerah dan kesejahteraan petani.

Kepala Disperindag Halmahera Barat, Martinus Jawa di Jailolo, Jumat, mengatakan Halmahera Barat memiliki areal perkebunan kelapa seluas 32 ribu hektare, tetapi selama ini produksinya hanya diolah menjadi kopra.

Akibatnya para petani sulit meningkatkan pendapatan, karena pembeli kopra di daerah itu hanya para tingkulat dan pedagang pengumpul yang selalu menetapkan harga lebih murah yakni hanya Rp5000 per kg.

Menurut dia, produksi kelapa selain diolah menjadi kopra, juga bisa menghasilkan berbagai produk lainnya, seperti tempurungnya yang bisa diolah menjadi briket, sabutnya diolah menjadi bahan jok mobil dan airnya diolah menjadi nata dekoko.

Oleh karena itu, Disperindag terus berupaya mendorong pemanfaatan semua peluang produk dari kelapa tersebut, tidak saja oleh para petani kelapa sendiri, tetapi juga para pelaku usaha Industri Kecil dan Menengah (IKM) di daerah itu dengan memberikan pelatihan dan bantuan peralatan.

Halmahera Barat pada 2018 ini, kata Martinus Jawa, mendapat bantuan dari Ditjen IKM Kementerian Penindustrian dalam bentuk pelatihan dan bantuan peralatan untuk pengolahan briket tempurung kelapa, nata dekoko dan minyak kelapa murni atau vco.

Adanya bantuan itu diharapkan kedepan Halmahera Barat tidak hanya menghasilkan kopra, tetapi juga berbagai produk lainnya dari produksi kelapa, yang pemasarannya bisa menembus pasar dalam dan luar negeri.

Ia menambahkan, khusus untuk memaksimalkan pemanfaatan kopra, Disperindag mengharapkan adanya investor yang membangun industri pengolahan kopra menjadi minyak goreng, sehingga kopra di daerah ini tidak perlu lagi dikirim ke luar daerah.

Pewarta: La Ode Aminuddin

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018