Ambon, 21/1 (ANTARA News) - Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Maluku sudah melakukan koordinasi dengan Dinas Perhubungan Provinsi Maluku dan juga instansi terkait lainnya diantaranya seperti PT.Garuda, LION maupun pihak Angkasa Pura.

"Kami dari TPID Maluku melakukan hal ini sebagai upaya untuk membantu masyarakat di daerah ini yang akan bepergian keluar Maluku maupun yang akan masuk ke Maluku dengan mempergunakan jasa penerbangan peswat udara, sebab belakangan ini atau terhitung sejak bulan Desermber 2018 harga tiket pesawat sangat mahal," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Maluku Bambang Pramasudi di Ambon, Senin.

Karena harga tiket adalah kebijakan dari maskapai dan yang memutuskan adalah kantor pusat ya, maka kami dari TPID Maluku juga meneruskan kewenangan ini ke pusat yaitu Tim Pengendalian Inflasi Pusat yang di bawah Kementerian Perekonomian yang juga akan berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan.

Bambang mengatakan mahalnya harga tiket pesawat bukan saja terjadi di Maluku tetapi juga di Papua dan Papua Barat, Kalimantan, Sulawesi, dan hal ini sudah sifatnya nasional maka pihak kementerian yang akan membicarakannya di level nasional.

"Kalau saya lihat sekarang ini sudah mulai ada perubahan, walaupun belum optimal, harapan ke depan kami memberikan masukan supaya pada saatnya nanti bukan pada waktu kebutuhan lagi tinggi, dan perlu dikoordinasikan lagi harga tiket ini sehingga tidak membuat harga terus meningkat pada saat sepi," ujarnya.

Hasil pantauan di beberapa perusahaan maskapai penerbangan di Ambon, memang sudah mulai terasa ada sedikit menurun hingga mencapai Rp2,8 juta jika dibandingkan dengan yang terjadi pada bulan Desember 2018 dimana harga tiket pesawat mencapai Rp4 juta, bahkan Rp5 juta yang dianggap cukup tinggi.

Pewarta: John Soplanit

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019