Luapan sungai Wai Kaka di desa Tala, kecamatan Amalatu, kabupaten Seram Bagian Barat(SBB)  akibat dipicu hujan deras bisa mendatangkan ancaman baru berupa putusnya ruas jalan raya utama yang menghubungkan tiga kabupaten di pulau Seram.

"Sejak 6 Juni 2019 kemarin, luapan sungai Waikaka yang begitu hebat telah membuat tiang penyangga bagian tengah jembatan tersebut ambruk dan menyebabkan jembatan jadi miring sehingga tidak bisa dilintasi kendaraan besar," kata Ketua Komisi C DPRD Maluku, Anos Yermias di Wai Kaka, kabupaten SBB, Rabu.

Kini, luapan sungai Waikaka bukan saja menjadi ancaman robohnya jembatan tersebut namun juga bisa memutuskan ruas jalan utama sebab aliran air sudeh meringsek di bawah bibir jalan.

"Kalau untuk perbaikan jembatannya sendiri tergantung anggaran juga, karena jembatan Waikaka ini harus dibongkar ulang baru bisa dibangun baru sebab tiang tengah penahan jembatan sudah patah tersapu banjir dan terjadi kemiringan di atas jembatan sehingga tidak bisa dilalui kendaraan roda empat," ujarnya.

Komisi akan mengundang Balai Willayah Sungai Maluku untuk melakukan normalisasi agar aliran sungai dibagi ke dua arah berbeda

"Bila tidak dilakukan maka saat terjadi hujan lebat dan banjir yang meluap melewati ruas jalan raya tentunya akan semakin menambah tingkat kerusakan dan akses jalan dari dan ke tiga kabupaten di Pulau Seram ini bisa terputus," tandasnya.

Untuk masalah jembatan Waikaka ditangani oleh Dinas PUPR Maluku dan bukannya Balai Pelaksana Jalan Nasional Wilayah XVI/Maluku dan Maluku Utara.

Sejak mengalami kerusakan beberapa bulan lalu, Dinas PUPR Maluku telah mengusulkan anggaran sebesar Rp10 miliar ke pemerintah pusat untuk membangun jembatan darurat tipe Bailey.

"Jawaban pemerintah pusat terkait usalan pembuatan jembatan darurat belum diketahui, namun upaya membagi aliran sungai Wai Kaka harus dilakukan terlebih dahulu sehingga kami akan mengundang Balai Sungai untuk membahasnya," jelas Anos.

Saat ini kendaraan roda empat maupun mobil truk baik dari arah Piru, Kabupaten SBB maupun dari arah Masohi, Kabupaten Maluku Tengah hanya bisa berhenti di pada dua sisi ujung jembatan Waikaka lalu penumpangnya turun menyeberang jembatan smabil berjalan kaki untuk melanjutkan perjalanan dengan mobil lain di seberang.

Kecuali para pengendara sepeda motor bisa secara langsung melintasi jembatan miring tersebut.

Sejumlah warga di sekitar jembatan mengatakan, arus banjir yang datang dari arah hulu berbelok arah menyisir bibir jalan raya dan berputar lagi membentuk huruf 'S' menuju jembatan Waikaka.

"Biasanya di bawah ruas jalan raya dekat jembatan ini dijadikan lokasi berkebun tetapi sekarang sudah berubah menjadi aliran air yang deras dan cukup dalam," kata seorang warga bernama Frangky.


 

Pewarta: Daniel Leonard

Editor : Lexy Sariwating


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019