Pengurus provinsi Persatuan Tinju Nasional (Pengprov Pertina) Maluku akan memperjuangkan pembentukan tim petinju Indonesia Timur di kejuaraan terbuka Presiden Cup, Juni 2011. Ketua Pengprov Pertina Maluku, Jopi Papilaja, di Ambon, Kamis, mengatakan, keinginan itu perlu dikoordinasikan dengan Pertina Maluku Utara, Papua, Papua Barat dan Nusa Tenggara Timur (NTT) agar diberikan kewenangan memiliki satu tim mandiri. "Nama bukan masalah ... yang terpenting disetujui adanya tim gabungan Indonesia Timur. Ini untuk mengukur pembinaan dan prestasi petinju," ujarnya. Kejuaraan Presiden Cup yang diprakrasasi Hasan Perak, Ali Sadikin dan Saleh Basarah memiliki sejumlah tim, antara lain Indonesia Merah, Indonesia Biru dan Indonesia Putih. "Jadi petinju Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat dan NTT bisa saja digabungkan dalam tim Indonesia Merah, misalnya, dimana petinju yang masuk tim disepakati menjalani pemusatan latihan di satu daerah," kata Papilaja. Ia mengungkapkan, berdasarkan hasil Musyawarah Kerja Nasional Pertina di Banda Aceh, 29 Oktober lalu, Presiden Cup yang terakhir diselenggarakan di Batam pada 2004  perlu diaktifkan kembali menjelang SEA Games XXVI yang  dijadwalkan di Jawa Tengah pada 2011. "Saya berharap keputusan Mukernas di Banda Aceh direalisasikan, karena musyawarah serupa di Batam pada 20 November 2009 pun memutuskan Presiden Cup diaktifkan kembali pada Mei 2010 tetapi gagal," ujar Papilaja. Sebelumnya, Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Pertina Setya Novanto mengatakan, Presiden Cup harus diselenggarakan kembali sebagai bagian strategi menelorkan petinju terbaik yang mampu mengharumkan nama Indonesia di berbagai event regional maupun internasional,  karena sejak 1980-an tidak pernah lagi menghasilkan juara di Asian Games, apalagi dunia. "Kami perlu menyelenggarakan kembali kejuaraan Presiden Cup sebagai ajang seleksi untuk menjaring petinju yang dipersiapkan mewakili Indonesia pada berbagai event regional maupun internasional, terutama SEA Games XXVI dijadwalkan di Jawa Tengah( Jateng) pada 2011," ujar Setya. Karena itu, lanjutnya, hasil Mukernas sesegera mungkin dilaporkan ke KONI dan Menegpora Andi Mallarangeng agar ada pembinaan dalam mempersiapkan atlet menghadapi Sea Games 2011 dengan target kembali meraih juara umum. "Terus terang Indonesia akan malu sekiranya sebagai tuan rumah tidak bisa menerjunkan petinju berprestasi terbaik pada Sea Games 2011 guna mendukung target juara umum," kata  Setya. Dia mengakui, selama 51 tahun berdirinya Pertina tidak satu pun petinju Indonesia yang berhasil merebut medali di kejuaraan Olimpiade maupun dunia. "Kita mengevaluasi berbagai program dan masalah di Mukernas dan salah satu program adalah menyelenggarakan kembali kejuaraan Presiden Cup yang ternyata saat pelaksanaannya mampu mengorbitkan petinju berprestasi terbaik di tingkat Asean maupun Asia," ujar Setya. Dijelaskannya, prestasi petinju terbaik hingga pada 1980-an seperti Wiem Gomies yang dua kali menjuarai Asian Games di kelas menengah dan sekali di tingkat Asia, juara Asia kelas welter Frans VB, juara Asia kelas welter ringan Syamsul Anwar, juara Asia kelas bantam Ferry Moniaga, juara Asia kelas berat ringan Benny Maniani, juara asia kelas menengah ringan Hendrik Simangungsong, dan jauara Asia kelas menengah Pino Bahari. "Pino Bahari tercatat merupakan petinju Indonesia terakhir yang menjadi juara Asia sehingga merosotnya prestasi ini harus dibenahi sehingga cabang olahraga tinju bisa mendukung program merebut kembali juara umum pada Sea Games 2011," ujar Setya Novanto

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2010