Badan Pusat Statistik (BPS) Maluku Utara (Malut) mencatat, luas panen padi pada 2020 diperkirakan sebesar 10.608 hektare atau mengalami penurunan seluas 1.093 hektare atau turun 9,3 persen dibandingkan 2019 yang sebesar 11.701 hektare

"Sedangkan, untuk produksi padi pada 2020 diperkirakan sebesar 42.778 ton Gabah Kering Giling (GKG). Jumlah ini  mengalami kenaikan 4.833 ton atau naik 12,74 persen dibandingkan 2019 yang sebesar 37.946 ton GKG. Hal ini disebabkan karena terjadi kenaikan produktivitas dari 32,43 kuintal/hektar pada 2019 menjadi 40,33 kuintal/hektar di 2020 atau terjadi peningkatan sebesar 7,90 kuintal/hektar atau 24,35 persen," kata Kepala Bidang Distribusi BPS Malut, Abdul Rachman Sahib di Ternate, Selasa.

Menurut dia, jika potensi produksi padi pada 2020 dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, maka produksi beras pada 2020 diperkirakan sebesar 23.816 ton, mengalami kenaikan sebanyak 2.691 ton atau naik 12,7 persen jika dibandingkan 2019 yang sebesar 21.125 ton.

Dia menyebut, untuk luas panen dan produksi padi di Malut tahun 2020 Juli, yaitu sebesar 2.008 hektar, sementara  luas panen terendah diperkirakan terjadi pada bulan November, yaitu sebesar 167 hektar.  

Sedangkan, untuk produksi padi di Malut sepanjang Januari hingga September 2020 diperkirakan sekitar 38.165 ton GKG, atau mengalami peningkatan sekitar 7.444 ton (24,23 persen) dibandingkan 2019 yang sebesar 30.721 GKG. 

Sementara itu, potensi produksi sepanjang Oktober hingga Desember 2020 sebesar 4.613 ton GKG, dengan demikian, total potensi produksi padi pada 2020 diperkirakan mencapai 42.778 ton GKG, atau mengalami kenaikan sebanyak 4.833 ton (12,74 persen) dibandingkan 2019 yang hanya  37.946 ton GKG. 

Sebab, kenaikan produksi disebabkan karena peningkatan produktivitas dari 32,43 kuintal/hektar pada  2019 menjadi 40,33 kuintal/hektar di   2020 atau terjadi peningkatan sebesar 7,90 kuintal/hektar (24,35%).

Produksi padi tertinggi pada 2020 terjadi pada Juli 2020 yakni  9.880 ton, sedangkan produksi terendah diperkirakan terjadi pada November 2020, yaitu sebesar 588 ton. Berbeda dengan produksi pada 2020, produksi tertinggi pada 2019 terjadi pada Februari.

Dia menyatakan, sejak 2018, BPS telah bekerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Kementerian ATR/BPN), Badan Informasi dan Geospasial (BIG), serta Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional(LAPAN) melakukan penyempurnaan penghitungan luas panen dengan menggunakan metode Kerangka Sampel Area (KSA). 

KSA ini memanfaatkan teknologi citra satelit yang berasal dari LAPAN dan digunakan BIG untuk mendelineasi peta lahan baku sawah yang divalidasi dan ditetapkan oleh Kementerian ATR/BPN untuk mengestimasi luas panen padi.

Sehingga, penyempurnaan dalam berbagai tahapan penghitungan produksi beras telah dilakukan secara komprehensif tidak hanya luas lahan baku sawah saja tetapi juga perbaikan penghitungan konversi gabah kering menjadi beras. Secara garis besar, tahapan dalam penghitungan  produksi beras diantaranya luas lahan baku sawah nasional yang digunakan untuk mengestimasi luas panen yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri ATR/Kepala BPN No.686/SK-PG.03.03/XII/2019 tanggal 17 Desember 2019 adalah sebesar 7.463.948 hektar. 

 

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : Lexy Sariwating


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2020