Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Frans Lebu Raya meminta Pemerintah Australia untuk segera membayar ganti rugi akibat pencemaran Laut Timor. "Pemerintah Australia harus bertanggung jawab dan membayar ganti rugi karena pencemaran Laut Timor telah merusak biota laut dan merugikan masyarakat nelayan kita," kata Gubernur NTT Frans Lebu Raya di Kupang, Minggu. Dia mengemukakan hal itu terkait belum adanya titik terang penyelesaian masalah pencemaran Laut Timor akibat tumpahan minyak mentah dari ladang minyak Montara pada 21 Agustus 2009. Gubernur Frans Lebu Raya mengatakan tidak ingin masyarakat nelayan yang selama ini menggantungkan hidup di laut, khusus di NTT dirugikan karena pencemaran Laut Timor, sehingga Pemerintah Australia harus segera menyelesaikan ganti rugi. Sebelumnya, Konselor Politik dan Ekonomi Kedutaan Besar Australia untuk Indonesia Michael Bliss yang berkunjung ke Kupang mengatakan bahwa Tim investigasi segera mengumumkan hasil penyelidikan tumpahan minyak kiriman dari ladang minyak Montara. Michael BlissĀ  mengatakan kasus ini merupakan masalah serius yang telah dibicarakan Kedutaan Besar Australia untuk Indonesia dengan pemerintah Indonesia. Menurut dia, jika temuan tim investigasi ada kerusakan yang ditimbulkan maka perusahan ini harus bertanggung jawab. "Kedutaan Besar Australia tidak ingin persoalan ini mengambang dan mengancam hubungan bilateral kedua negara tetangga. Untuk itu setiap persoalan harus diselesaikan melalui forum musyawarah," kata Michael Bliss yang berkunjung ke Kupang didampingi Sekretaris Tiga Bidang Ekonomi Robert Law. Gubernur menambahkan perkembangan akhir ini, Pulau Rote juga tercemar tumpahan minyak dari ladang minyak Montara. Akibatnya , usaha rumput laut mengalami gagal panen dan usaha-usaha lain di sektor perikanan juga ikut terganggu, katanya. Pulau Rote bagian selatan adalah wilayah berbatasan dengan Samudera Hindia dan merupakan daerah yang paling rawan terkena dampak pencemaran minyak kiriman dari Australia karena berada di wilayah yang berbatasan laut antara Indonesia dengan Australia.

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2010