Ternate (ANTARA) - Sejumlah warga tergabung dalam lembaga kepemudaan dan nelayan Jambula Kota Ternate, Maluku Utara (Malut), Senin, menggelar unjuk rasa dengan memblokade pintu masuk areal Fuel Terminal Pertamina, akibatnya pelayanan Bahan Bakar Minyak (BBM) sempat terganggu.
Koordinator massa, Fahri Robo dalam orasinya mengatakan, aksi unjuk rasa dilakukan sebagai para nelayan terhadap PT Pertamina yang dianggap belum sepenuhnya mengakomodir permasalahan yang disuarakan masyarakat Jambula.
Dalam aksinya, massa menuntut Pemkot Ternate dan Pertamina merealisasikan tempat distribusi BBM bagi nelayan di Jambula. Pengunjuk rasa juga meminta vendor Pertamina untuk memprioritaskan pemuda-pemudi asal Jambula untuk segera merekrut tenaga kerja dari pemuda Jambula.
Selain itu, meminta agar Pertamina segera merealisasikan program-program melalui Corporate Social Responsibility (CSR) yang diajukan pemuda Jambula karena hinggga saat ini tidak ada kejelasan.
" CSR Pertamina diharuskan lebih pada pemberdayaan masyarakat dalam bidang perikanan dan pertanian," kata Fahri.
Aksi yang dilakukan di depan Fuel Terminal Pertamina Jambula itu, melibatkan sejumlah ibu-ibu dan mahasiswa dengan cara memblokade jalan, akibatnya aktivitas truk pengangkut BBM terganggu.
Sedangkan, Manajer Fuel Terminal Pertamina Ternate, Sebedius Pangandahan menyatakan, aksi yang dilakukan massa tetap diresponi tuntutannya dan akan disampaikan ke Pertamina Pusat melalui MOR VIII P
apua-Maluku.
Menurut dia, tuntutan mulai dari pembangunan pertashop yan dibangun di Jambula, tetapi pro-kontra di tengah masyarakat, sehingga harus dikomunikasikan dan dilaporkan ke GM MOR VIII Papua-Maluku untuk direalisasikan.
Kendati demikian, dia menyatakan, untuk fasilitas yang dimiliki Fuel Pertamina Ternate dengan 12 tanki untuk memenuhi kebutuhan BBM mulai dari solar, pertamax hingga pertalite kepada masyarakat masih tersedia hingga 26 hari ke depan.
Sementara itu, Unit Manager Communication, Relation dan CSR PT Pertamina Regional Papua-Maluku, Edi Mangun ketika dihubungi terpisah menyatakan, CSR tidak diwajibkan diberikan sesuai dengan keinginan masyarakat, karena tidak fokus hanya di Ternate, karena ada 21 Fuel Terminal Pertamina yang memiliki keinginan yang sama.
Berdasarkan aturan CSR yang dikeluarkan Kementerian BUMN tidak ada penekanan Pertamina wajib menyalurkan CSR sesuai permintaan masyarakat, tetapi ada berbagai cara yang harus diberikan melalui program CSR yang direncanakan dan penganggarannya melalui mekanisme Pertamina Pusat yang disetujui melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), sehingga, Pertamina tidak bisa mengakomodir semua keinginan masyarakat karena CSR ada aturannya.
Bahkan, ada bantuan yang disalurkan Pertamina kepada masyarakat Jambula melalui kegiatan HUT Proklamasi 2021 telah disalurkan sebesar Rp30 juta, tetapi pertanggungjawabannya tidak disampaikan, di mana dana ini akan diaudit.
Sebab, setiap program yang diajukan 21 Depot di wilayah kerja MOR VIII Papua-Maluku dilaporkan ke pusat agar dilihat mana menjadi prioritas untuk disalurkan bantuannya. Pertamina dalam menyalurkan BBM untuk Papua-Maluku tidak mengalami keuntungan dibanding daerah lain, karena lebih pada penugasan untuk kepentingan masyarakat.
Sejumlah warga gelar unjuk rasa di depan Pertamina Ternate, tegakkan aturan
Senin, 30 Agustus 2021 15:57 WIB