Ambon (Antara Maluku) - Balai Penelitian Obat dan Makanan (BPOM) Ambon masih meniliti sejumlah sampel muntahan para korban keracunan di Batu Koneng, Kecamatan Kecamatan Teluk Ambon.
"Untuk mengetahui jenis makanan apa yang menyebabkan 20-an warga keracunan dan seorang lainnya meninggal dunia, kita harus menunggu hasil pemeriksaan BPOM selama satu minggu," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Ambon, dr. Hans Liesay di Ambon, Selasa.
Proses pemeriksaan sampelnya membutuhkan waktu tujuh hari karena petugas harus melakukan pemeriksaan secara teliti dan mengurai aneka jenis makanan yang disantap para korban yang sudah menyatu dalam muntahan tersebut.
Menurut Liesay, peristiwa tragis ini bermula dari kehadiran warga dalam sebuah acara di dusun Batu Koneng Kamis (1/9) lalu dan usai menyantap makanan yang disajikan termasuk agar-agar yang menjadi hidangan penutup, puluhan warga keracunan dan dilarikan ke Rumah Sakit Otto Kuyk Ambon.
"Namun satu warga yang meninggal dunia diduga terlambat dilarikan ke Rumah Sakit sehingga nyawanya tidak tertolong, sementara puluhan korban keracunan lainnya yang cepat dievakuasi ke RS sudah pulih," katanya.
Lieasy juga belum dapat memastikan kalau makanan yang menjadi penyebab warga keracunan adalah agar-agar yang dikonsumsi, karena yang disantap itu berbagai jenis makanan dan minuman, sehingga untuk mengetahui kepastiannya, perlu menunggu hasil pemeriksaan BPOM.
Bila bahan dasar yang diolah menjadi makanan ini diketahui menjadi penyebab keracunan, maka BPOM akan melakukan pemeriksaan intensif ke setiap pertokoan dan pusat perbelanjaan guna mencegah jangan sampai dibeli masyarakat.
"Sebab tidak mungkin petugas BPOM mendatangi setiap rumah penduduk guna melakukan pemeriksaan terhadap setiap makanan dan minuman yang sudah dimasak, namun Dinkes mengimbau warga untuk teliti membeli barang-barang konsumsi dengan memperhatikan masa berlaku dan kondisi kemasannya," katanya.
BPOM Ambon Teliti Sampel Muntahan Korban Keracunan
Selasa, 6 September 2011 14:27 WIB