Ambon (Antara Maluku) - Transportasi darat di ruas jalan trans Seram, Provinsi Maluku kembali aktif, menyusul penanganan darurat jembatan maupun jalan yang rusak oleh Balai Jalan Nasional IX (Maluku dan Maluku Utara) akibat hujan dan banjir 30 Juli - 1 Agustus 2012 rampung.
Ketua Satuan Kerja Wilayah II Balai Jalan Nasional IX (Maluku dan Maluku Utara), Jefry Wattimury ketika dikonfirmasi, Senin mengatakan, ruas jalan Kairatu, Seram Bagian Barat (SBB) - Masohi, ibu kota Kabupaten Maluku Tengah telah aktif tiga hari terakhir ini.
"Jadi transportasi darat kembali lancar, termasuk penyeberangan trayek Hunimua, desa Liang, pulau Ambon - Waipirit, kecamatan Kairatu, SBB," ujarnya.
Trans Seram ruas Kairatu - Masohi, termasuk Bula, ibu kota Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) akibat hujan deras 29 Juli - 1 Agustus 2012 lumpuh aktivitas transportasi darat.
Bencana alam itu mengakibatkan terjadi kerusakan jembatan maupun jalan ruas Kairatu - Masohi - Tehoru (Maluku Tengah) sebanyak 44 titik.
Sebanyak 11 jembatan putus total di ruas jalan trans Seram. Jembatan dengan bentangan di bawah 10 meter dibangun darurat memanfaatkan pohon kelapa, sedangkan di atas 10 - 30 meter didrop jembatan belly.
Jefry juga mengatakan, ruas jalan Kairatu - Taniwel terjadi kerusakan di 40 titik. Terparah adalah jembatan Sapalewa yang telah dirakit kerangka belly.
Ruas Masohi, ibu kota Kabupaten Maluku Tengah - Tehoru kerusakan di delapan titik dengan dibangun jembatan belly di Wai Ate.Sedangkan Simpang Waipia - Saleman (Maluku Tengah) dari empat titik kerusakan dengan parah satu jembatan telah dibangun kerangka belly sehingga transportasi darat kembali lancar.
Rp120 miiar
Kepala Balai Jalan Nasional IX ( Maluku dan Maluku Utara) Jefry Pattiasina menyatakan, penanganan kerusakan jembatan maupun jalan di trans Seram, Provinsi Maluku membutuhkan anggaran Rp120 miliar.
"Saya telah menyampaikan laporan akibat luapan banjir dan tanah longsor akibat hujan deras tersebut kepada Menteri Pekerjaan Umum (PU), Djoko Kirmanto dengan rincian kebutuhan anggaran," katanya.
Laporan juga telah disampaikan kepada Menko Kesra, Agung Laksono di Jakarta 9 Agustus 2012.
"Jadi kebutuhan anggaran Rp120 miliar itu juga belum final karena masih banyak item kerusakan tergolong kecil - kecil yang belum dimasukkan," ujar Jefry.
Padahal, sebelum pekan keempat Juli 2012 telah dilaporkan kebutuhan anggaran untuk penanganan kerusakan di trans Seram Rp50 miliar akibat hujan sejak 1 Mei 2012.
Dengan demikian, berdasarkan laporan ke Menteri PU di Jakarta, 8 Agustus 2012 dan Menko Kesra, maka dikoordinasikan dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat.
BNPB Pusat telah menerjunkan timnya untuk melakukan peninjauan sejak 11 Agustus 2012 di Kota Ambon, Kabupaten Maluku Tengah, Seram Bagian Barat (SBB), Buru, Buru Selatan dan Maluku Tenggara.
Transportasi Darat Trans Seram Kembali Aktif
Senin, 3 September 2012 13:40 WIB