Ambon (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Maluku menyatakan kesiapannya mengembangkan Pulau Pombo sebagai kawasan wisata konservasi terpadu.
Pulau kecil yang terletak di antara Pulau Ambon dan Pulau Haruku ini kini telah resmi berstatus sebagai Taman Wisata Alam (TWA), setelah sebelumnya merupakan kawasan Cagar Alam.
“Pulau Pombo memiliki potensi luar biasa. Dalam lima sampai sepuluh tahun ke depan, kami optimistis kawasan ini bisa menjadi tempat beristirahat, berkreasi, dan menikmati keindahan panorama bawah laut maupun aktivitas pengamatan burung,” kata Kepala BKSDA Maluku Danny H Pattipeilohy, di Ambon, Senin.
Perubahan status ini membuka peluang besar bagi pengelolaan Pulau Pombo sebagai destinasi wisata berbasis konservasi yang tetap menjaga kelestarian lingkungan.
Ia menyebutkan, wisata konservasi menjadi pilihan yang semakin diminati karena menawarkan pengalaman unik yang berpadu dengan tantangan alam dan pelestarian keanekaragaman hayati.
Pulau Pombo sendiri memiliki luas sekitar 6,9 hektare dan merupakan pulau non-pemukiman. Letaknya yang relatif terpencil justru menjadi nilai tambah, karena memudahkan pengelolaan berbasis konservasi tanpa terganggu aktivitas permukiman.
Untuk memastikan pengelolaan berkelanjutan, BKSDA Maluku menggandeng masyarakat dari empat negeri terdekat yakni, Kailolo, Waai, Liang, dan Tulehu. Mereka dilibatkan secara langsung sebagai ujung tombak dalam pengelolaan dan pengawasan kawasan.
“Kami percaya, keterlibatan masyarakat lokal adalah kunci. Mereka yang paling mengenal karakter alam sekitar, sehingga sangat penting dalam menjaga kelestarian kawasan,” tambahnya.
Pulau Pombo kini diproyeksikan sebagai kawasan wisata terpadu yang menggabungkan potensi darat dan laut dalam satu ekosistem konservasi. Ke depan, pengunjung diharapkan dapat menikmati beragam aktivitas, mulai dari snorkeling, bird watching, hingga wisata edukatif berbasis lingkungan.
“Dengan pendekatan kolaboratif dan prinsip pelestarian, Pulau Pombo diharapkan menjadi model pengembangan wisata konservasi di wilayah timur Indonesia,” ucapnya.