Ambon (ANTARA) - Balai Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan Maluku (BKHIT) atau Karantina Maluku memaksimalkan aplikasi Best Trust untuk memfasilitasi ekspor perikanan guna memberikan kemudahan pada pelaku usaha.
“Karantina Maluku memfasilitasi perdagangan ekspor dengan melakukan sertifikasi kesehatan karantina (KI.1) yang akan dilalulintaskan keluar dari Maluku menggunakan aplikasi Best Trust,” kata Kepala Karantina Maluku Abdur Rohman di Ambon, Selasa.
Aplikasi Best Trust merupakan sistem layanan karantina digital yang dikembangkan oleh Badan Karantina Indonesia.
Sistem ini dirancang memberikan kemudahan dan efisiensi dalam proses layanan karantina, sehingga masyarakat dapat mengajukan permohonan tindakan karantina dari mana saja tanpa perlu datang ke kantor karantina.
Fitur utama Best Trust yakni mengintegrasikan beberapa aplikasi layanan seperti e-Lab, Permohonan Tindakan Karantina (PTK), Simponi Kementerian Keuangan, dan aplikasi seluler.
Best Trust juga mendukung penerapan sistem tanpa kertas atau paperless untuk sertifikat dan prior notice serta dilengkapi dengan analyzing point (AP) yang berfungsi sebagai analisis awal dan digitalisasi dokumen.
“Sistem ini dapat melakukan mitigasi risiko berdasarkan jenis media pembawanya,” katanya.
Dengan menggunakan aplikasi Best Trust dapat meningkatkan efisiensi waktu dan biaya dalam penerapan Single Submission Quarantine Customs (SSm QC) atau layanan terintegrasi karantina kepabeanan.
Dengan pemanfaatan aplikasi tersebut saat ini tercatat nilai ekspor komoditas perikanan dari daerah itu pada triwulan I 2025 sebesar 13.248.036 Dolar Amerika Serikat (AS).
“Pada periode Januari sampai Maret 2025 telah diekspor ikan sebanyak 167.711 ekor, jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2024 sebanyak 111.446 ekor maka terjadi peningkatan sebesar 50,5 persen,” katanya.
Ia melanjutkan untuk volume ekspor komoditas perikanan non hidup pada Januari-Maret 2025 tercatat sebanyak 2.261.457 kilogram, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2024 sebesar 2.914.628 kilogram maka terjadi penurunan volume sebesar 22,4 persen.
“Dari data tersebut jika dibandingkan dengan nilai ekspor pada periode yang sama di 2024 sebesar 14.741.653 Dolar AS maka terjadi penurunan nilai ekspor sebesar 10,1 persen,” tuturnya.
Meski demikian kata dia komoditas perikanan Maluku masih menjadi primadona di delapan negara yang secara berkala menjadi pelanggan bagi hasil laut daerah itu yakni Cina, Amerika Serikat, Jepang, Hong Kong, Vietnam, Saudi Arabia, Malaysia dan Singapura.
“Lima negara tujuan ekspor terbesar yaitu China, Vietnam, Hong kong, Jepang dan Amerika Serikat. ekspor komoditas perikanan Maluku periode Januari-Maret 2025 didominasi oleh udang vannamei, ikan tuna, ikan kerapu dan kepiting bakau,” ungkapnya.