Ambon (ANTARA) - Guyuran hujan lebat selama dua hari berturut-turut di Pulau Ambon telah mengakibatkan bencana tanah longsor dan banjir pada beberapa titik, namun belum ada laporan timbulnya korban luka maupun kerugian material.
"Akibat hujan deras yang tidak henti-hentinya sejak kemarin, baru saja terjadi longsoran talud di samping rumah saya, namun syukurlah tidak ada yang terluka dalam musibah malam ini, termasuk rumah tetangga yang temboknya terkena material longsoran," kata Frengky M, warga Kelurahan Karangpanjang, Kecamatan Sirimau (Kota Ambon) di Ambon, Minggu.
Dari pemantauan yang dilakukan, bencana alam berupa pohon tumbang juga terjadi di kawasan Batugantung menimpa rumah keluarga Romer dan mengakibatkan seorang warga bernama Albert meninggal dunia pada Sabtu (21/6) malam, sementara bencana tanah longsor terjadi di Kezia, Kecamatan Nusaniwe (Kota Ambon).
Sedangkan pada kawasan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) di Kecamatan Sirimau serta Hative Kecil terjadi banjir akibat luapan sungai menyebabkan banyak rumah warga terendam banjir dan mereka sementara ini menyelamatkan diri ke ke tempat yang dirasa lebih aman.
Sejumlah ruas jalan di Kota Ambon juga tidak bisa dilewati sementara ini akibat luapan banjir, seperti di kawasan Perigi Lima, Jalan AY Patty, Jalan Baru, serta kawasan Waehaong maupun kawasan Passo, Kecamatan Baguala, Kota Ambon.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas II Pattimura Ambon Kamari sejak awal bulan ini telah mengeluarkan peringatan dini kepada warga guna mewaspadai hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang.
Kondisi cuaca ekstrem ini berpotensi terjadi si wilayah Kota Ambon, Kabupaten Buru dan Buru Selatan, Maluku Tengah, Seram Bagian Barat, Seram Bagian Timur hingga Maluku Tenggara, Kepulauan Tanimbar dan Maluku Barat Daya.
Karena itu masyarakat diimbau mewaspadai cuaca buruk, tanah longsor dan banjir hingga ancaman gelombang tinggi disertai angin kencang.
Peringatan ini dikeluarkan BMKG berdasarkan hasil analisis, kondisi atmosfer yang dapat memicu terjadinya cuaca signifikan di wilayah Maluku akibat adanya daerah pertemuan angin serta percepatan massa udara, suhu muka laut yang hangat antara 28-32 derajat Celcius dengan anomali -1.0 hingga 2.4 derajat Celcius.
Kemudian faktor aktifnya gelombang Rossby dan kelembaban udara lapisan atas yang relatif basah, dsertaMaluku saat ini sudah memasuki periode musim hujan.
Sementara anggota Komisi III DPRD Maluku Allan Lohy mengatakan pihaknya segera menindaklanjuti setiap laporan kerusakan infrastruktur jalan yang rusak akibat cuaca ekstrem yang belakangan ini melanda sejumlah wilayah di provinsi tersebut.
"Apalagi kalau ada surat resmi yang masuk ke Komisi terkait kerusakan infrasturktur dan mengganggu aktivitas warga, perekonomian jadi terganggu maupun keselamatan pengguna jalan, segera kami tindaklanjuti dan berkoordinasi dengan instansi terkait guna penanganan," ucapnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Sejumlah titik di Ambon banjir-longsor, satu meninggal tertimpa pohon