Ternate (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas II Sultan Babullah Ternate, mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem di wilayah Maluku Utara pada periode 12–17 Agustus 2025.
Prakirawan Cuaca Stasiun Meteorologi Kelas II Sultan Babullah Ternate, Fahmi Bachdar di Ternate, Selasa, mengatakan, BMKG memantau adanya pola belokan angin dan konvergensi di sekitar wilayah Maluku Utara yang berpotensi meningkatkan pertumbuhan awan hujan.
Selain itu, secara umum, cuaca selama periode tersebut diprakirakan berawan dengan potensi hujan intensitas sedang hingga lebat secara fluktuatif, yang dapat terjadi pada pagi, siang/sore, malam, hingga dini hari.
Fahmi mengingatkan masyarakat agar mewaspadai dampak turunan dari fenomena hidrometeorologi tersebut, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang, berkurangnya jarak pandang, dan angin kencang.
Berdasarkan prakiraan cuaca, potensi hujan sedang hingga lebat di sebagian wilayah Morotai, Halmahera Utara, Halmahera Barat, Halmahera Timur, Halmahera Tengah, Kota Ternate, Tidore Kepulauan, Halmahera Selatan, Kepulauan Sula, Pulau Taliabu, dan sekitarnya terjadi pada 12 Agustus 2025.
Selain itu, untuk 13–14 Agustus 2025, potensi hujan sedang hingga lebat di wilayah yang sama seperti sebelumnya hingga 15–17 Agustus 2025. Potensi hujan sedang hingga lebat di sebagian wilayah Morotai, Halmahera Utara, Halmahera Barat, Halmahera Timur, Halmahera Tengah, Tidore Kepulauan, Halmahera Selatan, dan sekitarnya.
Oleh karena itu, BMKG mengimbau pemerintah daerah, instansi terkait, dan masyarakat untuk memastikan kesiapan infrastruktur serta sistem tata kelola sumber daya air guna mengantisipasi potensi peningkatan curah hujan dan angin kencang.
BPBD, Balai Wilayah Sungai Maluku Utara, dan Dirlantas Polda Maluku Utara diminta menghindarkan masyarakat serta arus lalu lintas dari zona rawan longsor, banjir, dan banjir bandang.
Selain itu, masyarakat diminta mengenali potensi bencana di lingkungan masing-masing, menjaga kebersihan, dan menata lingkungan guna mengurangi risiko bencana.
"Kami harap semua pihak meningkatkan kesiapsiagaan dan selalu mengikuti informasi resmi dari BMKG," kata Fahmi.
