Ternate (ANTARA) - Kementerian Hukum Maluku Utara menyatakan, pancasila sebagai ideologi bangsa menjadi sangat relevan di tengah berbagai dinamika kehidupan bernegara saat ini.
Nilai-nilai Pancasila harus menjadi landasan bagi para Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam meningkatkan kinerja, dan memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Hukum (Kemenkum) Maluku Utara (Malut), Budi Argap Situngkir menyampaikan hal itu saat menjadi Inspektur Upacara Hari Kesaktian Pancasila tahun 2025, bertempat di halaman depan Kanwil Kemenkum Malut, Rabu (1/10).
“Mari jadikan Pancasila sebagai pedoman dalam kehidupan bernegara. Sebagai ASN, kita patut menjadikan Pancasila sebagai perekat bangsa, memperkuat pelayanan hukum, pembinaan hukum, dan menghadirkan regulasi yang berdampak bagi masyarakat,” ujarnya.
Karakteristik Malut sebagai wilayah kepulauan membentang 10 kabupaten/kota, patut didukung semangat juang para ASN membumikan pelayanan dan pembinaan hukum yang manfaatnya benar-benar dirasakan masyarakat, khususnya di pelosok negeri.
Pendirian pos bantuan hukum di desa dan kelurahan keluarga sadar hukum, pelayanan kekayaan intelektual yang melindungi kreativitas, tradisi dan budaya masyarakat, pelayanan administrasi hukum umum seperti kemudahan pendirian badan hukum perseroan perorangan bagi pelaku usaha mikro, merupakan cerminan negara hadir di tengah masyarakat sesuai spirit yang terkandung di dalam Pancasila.
“Para Pendiri Bangsa, dan para Pahlawan telah memberikan teladan tentang arti pengorbanan yang sesungguhnya. Tugas kita hari ini patut menjaga warisan itu dengan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam setiap aspek kehidupan, dalam menjalankan peran kita sebagai ASN Kementerian Hukum,” katanya.
Ia mengungkapkan bahwa sejarah lahirnya Pancasila, saat Soekarno merumuskan gagasan Pancasila saat diasingkan di Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada masa kolonial Belanda, tepatnya antara 1934-1938.
Soekarno menemukan ide-ide tersebut saat merenung di bawah sebuah pohon sukun di taman rumah pengasingannya, yang kini dikenal sebagai Taman Renungan Bung Karno.
“Saya pernah mengunjungi Taman Renungan Bung Karno, sebuah tempat sakral lahirnya Pancasila. Kita sebagai penerus bangsa harus mengenal sejarah, dan memiliki jiwa nasionalisme berlandaskan Pancasila. Terutama dalam menjalankan peran ASN sebagai pemersatu bangsa,” pungkasnya.
