Ambon (ANTARA) - PT PLN Unit Induk Wilayah Maluku dan Maluku Utara (Maluku-Malut) memastikan peningkatan jam operasional listrik di wilayah terpencil dilakukan secara bertahap menyesuaikan dengan kesiapan sarana pendukung dan kebutuhan sosial masyarakat setempat.
General Manager PLN Maluku-Malut, Noer Soeratmoko di Ambon, Selasa menjelaskan sebagian besar desa di wilayah kepulauan masih dihuni oleh petani dan nelayan yang memanfaatkan listrik pada malam hari. Namun, seiring meningkatnya aktivitas ekonomi pada siang hari, kebutuhan akan listrik juga ikut bertambah.
“Banyak desa dihuni petani dan nelayan, yang biasanya baru menggunakan listrik pada malam hari. Namun, seiring meningkatnya aktivitas masyarakat di siang hari, kebutuhan listrik juga bertambah. PLN akan meningkatkan operasi secara bertahap dari 6 ke 12 jam, dan dari 12 ke 24 jam,” kata dia.
Hal itu dikatakannnya saat kunjungan Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka ke Barge Mounted Power Plant (BMPP) Nusantara 1 di Desa Waai, Kabupaten Maluku Tengah.
Menurut Soeratmoko, PLN terus mengoptimalkan peralatan pembangkit yang ada sambil memperbaiki mesin lama dan menunggu realisasi program energi baru terbarukan, seperti listrik tenaga surya.
“Langkah ini sejalan dengan arahan Wakil Presiden untuk memperluas akses listrik 24 jam di Maluku dan Maluku Utara. Kami optimalkan peralatan yang ada agar semakin banyak masyarakat bisa menikmati listrik 24 jam,” ujarnya.
Ia menambahkan, salah satu kendala utama percepatan elektrifikasi di daerah terpencil adalah kondisi infrastruktur jalan yang belum memadai, sehingga menyulitkan mobilisasi peralatan dan jaringan listrik.
Menanggapi hal itu, Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa, menegaskan kesiapan pemerintah daerah dalam mendukung percepatan pembangunan sarana pendukung agar pemerataan energi di wilayah kepulauan dapat segera terwujud.
Saat ini berdasarkan data yang dihimpun, 83 persen wilayah di Maluku telah teraliri listrik atas kontribusi pembangunan oleh semua pihak, salah satunya PLN.
Pada 2023 pemerintah bersama PLN telah menambah wilayah aliran listrik pada 60 lokasi di Maluku, dengan 97 lokasi Spatial Decision Support System (SDSS) yang sudah dibangun sejak satu sampai dengan dua tahun kemarin.
Lokasi tersebut tersebar di Maluku dan Maluku Utara, yang paling banyak tersebar di Kabupaten Kepulauan Aru, Kabupaten Maluku Barat Daya, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, dan Kabupaten Seram Bagian Timur.
Kemudian pada akhir September 2025, Pemerintah Provinsi Maluku bersama PLN juga mewujudkan layanan listrik 24 jam di enam desa pelosok yakni Waepandan, Amar Sakaru, Jerol, Tonu Jaya, dan Tahalupu.
