Ambon (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku menggandeng Kamar Entrepreneur Indonesia (KEIND) untuk mendorong hilirisasi komoditas unggulan dan penguatan sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di daerah.
Wakil Gubernur Maluku Abdullah Vanath, di Ambon, Sabtu, mengatakan sebagai organisasi, KEIND dapat menjadi etalase dan motor penggerak UMKM Maluku, serta mendorong produk-produk lokal agar mampu menembus pasar nasional bahkan internasional.
“Pengurus KEIND harus menjadi bagian dari penggerak perubahan. KEIND kami harapkan mampu menjadi ruang kolaboratif yang menyatukan pengusaha pemula, menengah, hingga besar untuk mengembangkan ide dan strategi menghadapi tantangan pasar,” ujar Vanath.
Ia menjelaskan, keberadaan KEIND sangat strategis di tengah tantangan UMKM saat ini, seperti fluktuasi harga, perubahan selera konsumen, serta kemajuan teknologi yang terus berkembang.
Vanath menambahkan, kolaborasi antara KEIND dan Pemprov Maluku sejalan dengan prioritas pembangunan daerah, khususnya Sapta Cita ke-6, yakni peningkatan ekonomi yang inklusif melalui hilirisasi komoditas unggulan, pemberian insentif bagi UMKM, serta perluasan akses pasar guna mengurangi kesenjangan antarwilayah.
“Dengan sinergi lintas sektor, KEIND diharapkan dapat memainkan peran penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi daerah yang berkelanjutan,” katanya pula.
Berkaitan dengan hal itu, Pemprov Maluku kini tengah fokus mendorong hilirisasi komoditas unggulan seperti ikan tuna, rumput laut, kelapa, pala, dan cengkeh agar memiliki nilai tambah dan menembus pasar ekspor.
Selain itu sebanyak 35.000 hektare lahan di Pulau Buru disiapkan untuk hilirisasi sektor pertanian, ditambah CPCL seluas 7.350 hektare untuk komoditas perkebunan.
Di sektor perikanan, nilai ekspor hingga September 2024 mencapai 56,84 juta dolar AS dengan volume produksi 764.776 ton, sementara pada semester I 2025 ekspor senilai Rp448 miliar.
Digitalisasi UMKM juga terus didorong melalui kampanye nasional dan pengembangan Portal Satu Data Maluku untuk perencanaan berbasis data.
Pemprov juga memperkuat infrastruktur, logistik, dan investasi guna mempercepat pertumbuhan ekonomi berbasis komoditas lokal, meski masih menghadapi tantangan seperti distribusi antarpulau dan keterbatasan fasilitas ekspor.
