Ternate (Antara Maluku) - Petani di Maluku Utara mengeluhkan rendahnya harga komoditas perkebunan di pasaran setempat, terutama harga cengkih, pala dan kopra yang merupakan komoditas perkebunan utama petani di daerah ini.
"Harga cengkih, pala dan kopra di pasaran Malut saat ini sangat murah, harga pala misalnya dikisaran Rp70.000 per kg, cengkih Rp90.000 per kg dan kopra Rp4.000 per kg," kata salah seorang petani dari Kabupaten Halmahera Selatan Daud Taher di Ternate, Kamis.
Dengan harga komoditas perkebunan seperti itu, petani sulit menikmati penghasilan memadai dari penjualan komoditas perkebunannya, bahkan untuk menutupi biaya produksi saja nyaris tidak cukup, terutama untuk komoditas cengkih dan kopra.
Menurut Daud Taher, biaya produksi yang dikeluarkan petani untuk memetik cengkih cukup besar, untuk upaya petik saja sebesar Rp150.000 per orang per hari, belum lagi biaya penjemuran dan pengangkutan dari kebun ke tempat pemasaran, terutama jika tempat pemasarannya di pulau lain.
Begitu pula biaya produksi pembuatan kopra mulai dari biaya petik, pengasapan dan pengangkutannya ke tempat pemasaran hampir tidak bisa tertutupi dengan harga jual kopra yang hanya Rp4.000-an per kg, tidak mengherankan kalau banyak petani yang kini enggan mengolah kopra.
"Harga cengkih dan pala bisa memberi penghasilan memadai bagi petani kalau masing-masing mencapai minimal Rp150.000 per kg dan Rp10.000 per kg, oleh karena itu petani sangat berharap agar pemerintah daerah dan instansi terkait lainnya bisa mengupayakan harga bisa mencapai ke angka itu," ujarnya.
Untuk mencapai harga yang seperti itu, pemerintah daerah dan instansi terkait di Malut perlu melakukan pengawasan ketat terhadap para pengusaha pengumpul di daerah ini, karena rendahnya komoditas perkebunan selama ini diduga akibat permainan para pengusaha pengumpul itu.
Selain itu, kata Daud Taher, pemerintah daerah perlu memanfaatkan badan usaha daerah untuk menampung produksi komoditas perkebunan petani serta menetapkan harga standar.
Petani Keluhkan Rendahnya Harga Komoditas Perkebunan
Kamis, 6 Agustus 2015 22:21 WIB