Ambon (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maluku Tengah (Malteng) mengintegrasikan peningkatan kemampuan literasi, numerasi, dan karakter ke dalam sistem perencanaan serta penganggaran daerah sebagai bagian dari kebijakan prioritas pendidikan.
Kebijakan tersebut dituangkan dalam berbagai dokumen perencanaan daerah seperti Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Rencana Strategis (Renstra), dan Rencana Kerja (Renja) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Malteng.
“Pendidikan harus menyentuh hati, bukan hanya kepala. Kami ingin anak-anak belajar dengan cara yang menyenangkan, berpikir kritis, dan berani bertanya,” kata Bupati Maluku Tengah Zulkarnain Awat Amir, saat menghadiri kegiatan membaca bersama di SDN 234 Maluku Tengah, Rabu.
Ia mengatakan langkah ini menjadi bagian dari transformasi pembelajaran yang telah berjalan selama satu tahun terakhir untuk meningkatkan kualitas pendidikan di seluruh wilayah kabupaten, termasuk di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Kegiatan membaca big book bertema Makanan Khas Maluku yang dibawakan langsung oleh Bupati menjadi simbol perubahan pendekatan pembelajaran di sekolah-sekolah Malteng. Metode ini dikenal efektif meningkatkan kemampuan membaca anak pada kelas awal dan didukung oleh Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI), kemitraan pendidikan antara Pemerintah Indonesia dan Australia.
Transformasi pembelajaran di Maluku Tengah menyasar 47.000 murid di 395 SD dan 45 MI. Tantangan utama yang dihadapi daerah ini antara lain sebaran guru yang belum merata, akses internet terbatas, serta rendahnya kualitas pembelajaran di wilayah 3T.
Menjawab kendala tersebut, Pemkab Malteng telah menghadirkan akses internet berbasis satelit Starlink dan menyalurkan perangkat serta genset ke sekolah-sekolah terpencil. Targetnya, 30 sekolah terisolasi akan terhubung secara digital sebelum akhir tahun ini.
Selain itu, Pemkab juga memperkuat kapasitas guru melalui Instruksi Bupati Nomor 420/04/INS/2025 yang mewajibkan pelatihan mingguan di Kelompok Kerja Guru (KKG). Upaya ini menunjukkan hasil positif dengan peningkatan nilai literasi siswa dari 43,51 pada 2023 menjadi 47,13 pada 2024, serta peningkatan indeks Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan.
Kepala SDN 234 Malteng, Rugaya Ipaenin, menyebut dukungan pemerintah daerah sangat membantu sekolah mengatasi tantangan literasi melalui strategi terukur dan kolaboratif, mulai dari pemetaan kemampuan membaca, pembentukan bengkel literasi, hingga komunikasi intensif dengan orang tua.
“Capaian literasi di sekolah kami meningkat dari 56,67 persen pada 2024 menjadi 80 persen pada 2025,” ujarnya.
Sementara itu, pakar pendidikan dari Lembaga Akreditasi Mandiri Kependidikan (LAMDIK), Anwar Kholil, menilai pendekatan pembelajaran di Maluku Tengah telah mencerminkan praktik berkelas dunia karena mendorong siswa belajar secara aktif, kolaboratif, dan kontekstual.
Provincial Manager INOVASI Maluku, Mus Mualim, menambahkan bahwa transformasi pendidikan di Malteng akan berdampak langsung terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat di masa depan.
“Berbagai studi menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan membaca dan berhitung dasar berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan masyarakat di masa dewasa,” katanya.
