Purwokerto (ANTARA) - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menekankan pentingnya penataan ulang rumah sakit daerah agar mampu meningkatkan kualitas layanan, sekaligus memperbaiki tata kelola fasilitas kesehatan yang selama ini kerap tidak terintegrasi dengan baik.
Saat memberi sambutan dalam acara peletakan batu pertama Gedung Pelayanan VIP RSUD Prof Dr Margono Soekarjo, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa siang, Menkes menilai masih banyak rumah sakit daerah yang menghadapi persoalan klasik, mulai dari tata ruang yang tidak terencana, beban utang, hingga layanan medis yang tidak memadai karena fasilitas tidak terintegrasi.
Menkes mencontohkan berbagai kasus rumah sakit yang dibangun secara parsial oleh manajemen berbeda, sehingga tidak terhubung satu sama lain.
Menurut dia, kondisi tersebut membuat rumah sakit sering kesulitan melakukan ekspansi maupun optimalisasi layanan. “Kalau ada sedikit tanah kosong langsung dibangun. Akhirnya parkir habis, sirkulasi buruk, dan integrasi layanan tidak berjalan,” kata Menkes.
Menkes pun mencontohkan penataan kembali RSUP Dr Sardjito Yogyakarta yang kini memasuki tahap ketiga.
Dengan lahan yang sama, rumah sakit itu mampu meningkatkan kapasitas melalui desain ulang kawasan, penataan ulang alur layanan, serta pembangunan fasilitas secara bertahap sesuai rencana induk.
Ia mengatakan proses tersebut dapat ditiru oleh rumah sakit daerah yang memiliki kemampuan keuangan memadai, termasuk RSUD Prof Dr Margono Soekarjo yang disebut memiliki potensi besar untuk melakukan transformasi serupa.
Ditemui usai acara, Menkes mengatakan RSUD Prof Dr Margono Soekarjo perlu menyusun rencana induk (masterplan) agar pembangunan rumah sakit milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah itu ke depan tertata, optimal memanfaatkan lahan luas, serta mampu meningkatkan kapasitas layanan hingga seribu tempat tidur.
Ia menilai RSUD Prof Dr Margono Soekarjo memiliki modal kuat berupa kinerja keuangan baik, layanan lengkap, sumber daya dokter memadai, serta area pengembangan yang luas.
Menurut dia, selama ini banyak rumah sakit pemerintah tidak memiliki rencana induk pembangunan yang utuh atau tidak mematuhinya, sehingga perlu koreksi menyeluruh.
“Makanya saya bilang, semua rumah sakit saya bikin masterplan baru. Dirutnya harus bikin. Cari arsitek yang bagus. Saya hanya approve (menyetujui) saja,” kata Menkes.
Menurut dia, rencana induk yang baik akan memastikan pembangunan ruang dan gedung tersusun rapi, efisien, dan memungkinkan rumah sakit berkembang sesuai kebutuhan layanan masyarakat.
“Kalau seperti (RSUD) Margono ini, seribu bed (tempat tidur) pun harusnya bisa, dan terkelola dengan baik,” katanya.
Lebih lanjut, Menkes mengatakan pemerintah pusat juga akan memberikan dukungan bagi RSUD Prof Dr Margono Soekarjo, meskipun rumah sakit tersebut tergolong mampu membiayai sebagian besar pengembangan secara mandiri.
Ia menegaskan rumah sakit dengan kinerja baik tetap layak mendapatkan dukungan, bukan hanya yang berstatus kurang mampu. Menurut dia, salah satu dukungan yang akan diberikan adalah pengadaan teknologi robotik untuk tindakan pembedahan.
“Saya sudah janji, saya mau kasih robot. Robot itu alat mahal, alat canggih,” kata Menkes.
Ia mengatakan teknologi tersebut memungkinkan prosedur pembedahan dilakukan tanpa sayatan besar, mirip teknik laparoskopi, sehingga lebih aman dan presisi.
“Itu layanan yang belum ada di Indonesia. Jadi mudah-mudahan (RSUD) Margono nanti bisa, supaya pasiennya lari ke Margono saja,” kata Menkes Budi Gunadi Sadikin.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menkes ungkap masih banyak RS daerah tak tertata baik hingga berutang
