Ternate (ANTARA) - Pangkalan data Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum (Kemenkum) mencatat, Lalampa Sula asal Maluku Utara (Malut) masuk sebagai kekayaan intelektual komunal (KIK) kategori indikasi asal.
"Pencatatan tersebut membuat Lalampa Sula secara otomatis dilindungi negara dan tidak bisa diklaim daerah lain," kata Kakanwil Kemenkum Malut Budi Argap Situngkir di Ternate, Senin.
Dia mengatakan bahwa indikasi asal adalah tanda yang digunakan pada suatu barang dan/atau jasa untuk menunjukkan daerah asalnya, yang tidak harus secara langsung terkait dengan faktor alam.
Sejarah Kepulauan Sula mempengaruhi pola hadirnya jenis olahan kue, salah satunya Lalampa Sula. Menurut catatan sejarah, pada masa awal abad ke-14, Sula menjadi bagian dari Kerajaan Ternate yang memiliki tatanan sosial dan tradisi kebudayaan.
Salah satunya yakni kerajinan membuat makanan tradisional seperti Lalampa Sula yang disajikan oleh pihak kerajaan.
Menurut Argap, Malut memiliki sumber daya melimpah dan kaya akan indikasi asal yang ada sejak turun temurun. Untuk itu, Argap mengingatkan kepada pemerintah daerah, masyarakat dan seluruh pihak untuk dapat mengidentifikasi, dan dan melindungi indikasi asal maupun jenis kekayaan intelektual komunal lainnya.
"Pelindungan kekayaan intelektual membutuhkan ekosistem yang saling mendukung. Untuk itu, dibutuhkan sinergi seluruh pihak baik pemerintah daerah dan komunitas masyarakat untuk mengidentifikasi dan mencatatkan indikasi asal dan jenis kekayaan intelektual komunal lainnya ke DJKI Kementerian Hukum," ujar Argap.
Kini, Lalampa Sula menjadi produk unggulan dari Sula, yang mampu menggerakkan ekonomi masyarakat di Sula. Lalampa Sula juga menjadi makanan andalan bagi para tamu dan wisatawan saat mengunjungi Sula.
Selain nilai ekonomi, Lalampa Sula juga merepresentasikan nilai sosial dan makna budaya, di antaranya yakni sebagai simbol identitas dan jati diri, mempererat kesatuan sosial, merawat kekerabatan dan kerjasama. Selain itu, juga meningkatkan kepercayaan atas nilai-nilai kearifan budaya yang dimiliki oleh masyarakat Sula di masa lalu, yang masih dipegang teguh hari ini.
