Ternate (ANTARA) - Ribuan Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Maluku Utara (Malut) yang hadir dalam Malam Puncak Festival Qasidah Rebana dan Bintang Vokalis 2025 memanjatkan doa khusyuk bagi saudara-saudara mereka di Sumatera-Aceh sedang tertimpa musibah.
Imam Masjid Raya Shaful Khairaat Sofifi, Irwan Tomasoa dihubungi, Senin, mengatakan, selain sebagai wadah peningkatan iman, festival ini juga menjadi ruang kolektif untuk menunjukkan rasa persaudaraan sesama anak bangsa.
"Pada kegiatan ini juga akan dilakukan doa bersama untuk saudara-saudara kita di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat yang tertimpa bencana banjir dan longsor," ujar Irwan, seraya menyampaikan belasungkawa mendalam dari seluruh peserta festival.
Doa yang dipanjatkan tidak hanya berisi permohonan agar musibah segera berlalu, tetapi juga agar para korban diberikan ketabahan dan kekuatan.
"Mudah-mudahan saudara kita yang terkena musibah mendapat kekuatan kesabaran oleh Allah SWT. Tentu kami juga berdoa agar Allah menjauhkan dari musibah," ucapnya.
Dalam momentum itu, gema takbir dan lantunan zikir yang memenuhi hamparan luas kawasan Alun-Alun Kota Sofifi, terselip sebuah momen kepedulian kemanusiaan yang mendalam.
Fokus doa bersama kali ini ditujukan khusus bagi korban-korban bencana alam yang melanda Sumatera, khususnya di Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar), yang belakangan ini diguncang banjir bandang dan tanah longsor.
Berdasarkan data per 30 November 2025, tercatat sudah ada 442 orang tewas akibat banjir di Sumatera dan 402 orang masih hilang. Berikut rincian jumlah korban tewas per provinsi.
Korban meninggal dunia ini tersebar di Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Kota Sibolga, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Pakpak Barat, Kota Padang Sidempuan, Deli Serdang, dan Nias.
"Korban jiwa untuk Sumatera Utara 217 yang meninggal dunia kemudian 209 yang masih hilang," ungkap Kepala BNPB, Suharyanto, lewat siaran pers.
Sedangkan, jumlah pengungsi mencapai 62.000 KK di berbagai kabupaten/kota.
Untuk Provinsi Aceh korban jiwa meninggal dunia menjadi 96, hilang 75 jiwa. Ini ada di 11 kabupaten/kota.
