Ambon, 30/8 (Antara Maluku) - Pakar budi daya perikanan di Ambon Ruku Ratu Borut mengatakan Tilapia Lake Virus (TiLV) atau Virus Tilapia tidak berbahaya bagi ikan laut karena hanya menginfeksi ikan air tawar khususnya nila dan mujair.
"Virusnya belum sampai ke Indonesia. Memang berbahaya untuk sentra budi daya perikanan air tawar, tapi belum ada bukti bisa menginfeksi ikan laut, mungkin karena habitat hidupnya juga berbeda," katanya, di Ambon, Rabu.
Ruku yang juga dosen Budi Daya Perikanan pada Fakultas Perikanan Universitas Pattimura mengatakan virus yang telah mewabah di beberapa negara tersebut awalnya ditemukan di Israel pada 2009.
Berbeda dengan bakteri yang biasa menyerang ikan air tawar, seperti Aeoromonas hydrophyla dan Pseudomonas hydrophyla, Virus Tilapia diketahui hanya menyerang ikan nila dan mujair yang masih sulit diatasi.
Namun penyebarannya masih bisa dicegah dengan mengantisipasi proses masuk ikan-ikan budi daya air tawar ke wilayah Maluku, baik melalui transportasi laut maupun udara.
"Ikan air tawar kurang diminati oleh masyarakat kita, tapi untuk pembudidayaannya ada juga di sini, salah satunya di Namlea, Kabupaten Buru. Mencegah penyebaran virus itu menjadi tugas Stasiun Karantina Ikan Kelas I Ambon," katanya lagi.
Virus Tilapia berasal dari Virus Orthomyxo-like, genus baru dari famili Virus Orthomyxoviridae. Virus ganas ini bereplikasi pada inti sel ikan yang hidup di air tawar dan payau.
Proses penjangkitan pada ikan nila dan mujair diketahui dapat terjadi melalui kontaminasi air, kontak antara ikan dalam satu kolam, atau antarkolam.
Meski dapat menyebabkan kematian ikan sebesar 80-100 persen dan menurunkan nilai produksi, hingga kini belum ada laporan terkait dampak Virus Tilapia bagi kesehatan manusia.
Dalam setahun terakhir wabah Tilapia telah mencapai kawasan Asia Tenggara. Thailand dilaporkan menjadi negara kelima yang diserang virus itu.
Guna mencegah penyebaran Tilapia sampai ke wilayah Indonesia, Direktorat Jenderal Perikanan Budi Daya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah mengeluarkan larangan mengimpor ikan nila dari negara-negara yang terkena wabahnya.
"Jika ditilik dari sentra perikanan, bagi kita yang lebih pada komoditas ikan laut tidak akan terlalu berpengaruh, berbeda dengan daerah-daerah seperti Jawa, Sulawesi, Kalimantan, dan pulau-pulau besar lainnya banyak mengembangkan budi daya ikan air tawar," kata Ruku pula.
Pakar: TiLV Tidak Berbahaya untuk Ikan Laut
Rabu, 30 Agustus 2017 9:59 WIB