Bula, 16/12 (Antara) - Berbeda dengan kawasan lain di Maluku, cacing laut di perairan Keffing, Kecamatan Seram Timur, Kabupaten Seram Bagian Timur dapat dipanen setiap bulan.
"Sangat berlimpah, makanya bisa dipanen setiap bulan, berbeda dengan yang terjadi kawasan lainnya, biasanya panen setahun sekali," kata Daniel Pelasula, Kepala Bidang Pengelolaan dan Diseminasi Hasil Penelitian Pusat Penelitian Laut Dalam - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPLD-LIPI), di Bula, Sabtu.
Daniel dan 16 peneliti PPLD-LIPI lainnya melakukan penelitian selama 10 hari di perairan Keffing dan sekitarnya pada 29 November 2017. Dalam penelitian itu, mereka menemukan bahwa informasi masyarakat mengenai kelimpahan cacing laut di kawasan tersebut memang benar adanya.
Cacing laut yang dalam bahasa setempat disebut dengan laor, kata Daniel, dapat hidup dan berkembang biak dengan banyak karena tingkat kesuburan perairan Keffing dan sekitarnya terbilang cukup tinggi.
Dugaan sementara, salah satunya juga karena keberadaan Halimeda Minima yang merupakan tumbuhan saprofit. Rumput laut yang merupakan jenis dari makroalga Chlorophyta itu ditemukan tumbuh subur dan lebat di bagian selatan, utara dan barat perairan Keffing.
Halimeda minima tumbuh di atas fosilnya sendiri dan berbentuk hamparan yang cukup besar, dengan ketebalan fosil mencapai 30 hingga 50 centimeter dari permukaan perairan.
"Tumbuhan saprofit membantu proses pembusukan, dari situ akan diperoleh zat-zat yang lebih sederhana yang berguna untuk menyuburkan tanah atau dimanfaatkan oleh makhluk hidup yang lain. Dugaan kami, kesuburan perairan cukup tinggi dengan adanya algae Halimeda minima," ucapnya.
Peneliti Fisika Oseanografi PPLD-LIPI Johanis Lekaletta mengatakan kondisi oseanografi perairan Keffing dan sekitarnya ikut mempengaruhi tingkat kesuburannya.
Johanis yang juga Kasubdit Peralatan Penelitian PPLD-LIPI, merupakan satu dari 17 peneliti yang ikut serta dalam eksplorasi awal di perairan Keffing dan sekitarnya pada beberapa waktu lalu.
Ia menggunakan CTD Profiler untuk mengukur suhu, salinitas, densitas, klorofil dan turbiditas, Current Meter untuk mengukur arah dan kecepatan arus laut, dan menggunakan Tide & Wave Recorder untuk mengukur pasang surut air laut dan gelombang di Perairan Keffing dan Geser.
Hasil penelitian menunjukan bahwa perairan sekitar Kabupaten Seram Bagian Timur merupakan kawasan potensi perikanan, karena "front" pertemuan antara air hangat di utara dan dingin di selatan.
"Pola arus menyebabkan wilayah selatan Pulau Keffing subur. Diduga menjadi salah satu penyebab kehadiran Laor pada setiap bulan," katanya.
Saat air di perairan Keffing dan Pulau Geser pasang, kata Johannis, arus di Selat Gesar cenderung bergerak dari utara ke selatan. Arus Bergerak mengitari Pulau Geser dengan arah berlawanan jarum jam, sedangkan arus dari barat tempat tumbuhnya ekosistem mangrove menuju ke selatan Pulau Keffing.
Tetapi ketika air laut surut, arus di Selat Geser bergerak dari selatan ke utara. Arus bergerak mengitari Pulau Geser searah jarum jam, tetap mengalir dari barat menuju selatan Pulau Keffing, dan pusaran arus berada di bagian utara Keffing.
Kuatnya arus pasang surut yang di Selat Geser menyebabkan sering terjadinya fenomena upwelling atau naiknya air yang bermassa jenis lebih besar dari dasar laut ke permukaan laut.
"Proses upwelling membuat zat hara, nutrien dan substrat dari dasar ke permukaan laut, yang ditandai oleh tingginya konsentrasi klorofil-a, suhu rendah dan salinitas tinggi.
Cacing Laut di Keffing Dipanen Setiap Bulan
Minggu, 17 Desember 2017 14:55 WIB