Ambon, 20/3 (Antaranews Maluku) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Maluku mencatat hingga kini belum ada laporan masyarakat terkait kasus penduplikasian kartu anjungan tunai mandiri (ATM) atau skimming di daerah itu.
"BI Maluku, Otoritas Jasa Keuangan, kepolisian dan perbankan akan memperkuat koordinasi untuk memitigasi potensi risiko kejahatan di bidang teknologi informasi, termasuk skimming," kata Kepala Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan BI Provinsi Maluku, Andy Setyo Biwado seusai mengikuti acara Diseminasi Kajian Ekonomi dan Keuangan Regionasl Provinsi Maluku Trivulan IV 2017 di Ambon, Selasa.
Dia mengatakan terkait kasus penduplikasian kartu ATM, lanjutnya, BI Maluku meminta masyarakat di daerah ini tidak perlu panik tetapi harus waspada.
Menurutnya, BI telah menginstruksikan seluruh bank mempercepat migrasi kartu debit dari teknologi pita magnet ke teknologi chip.
"Teknologi chip lebih aman dan menurunkan risiko kejahatan termasuk metode skimming," ujarnya.
BI meminta masyarakat memahami tips aman menggunakan kartu ATM antara lain dengan mengganti PIN secara berkala. selain itu, waspada terhadap lingkungan di mana mesin ATM berada, memperhatikan kondisi fisik mesin ATM, dan segera segera melaporkan kepada pihak bank jika kondisi mesin ATM mencurigakan.
Andy mengatakan pencurian dana nasabah yang terjadi di Jawa Timur merupakan kejahatan perbankan dengan metode penduplikasian kartu ATM. Metode skimming adalah pencurian data nasabah pada kartu debit dengan cara memasang perangkat skimmer pada mesin ATM.
"Kelompok pencuri mempergunakan data skimmer tersebut ternyata sebagian besar berasal dari luar negeri atau warga negara asing," ujarnya.
Pelakunya, lanjutnya, sekarang sudah ditangkap oleh pihak kepolisian dalam waktu singkat.
Di samping itu, pihak Bank BRI juga telah menyatakan bakal mengganti dana nasabah yang hilang apabila terbukti menjadi korban kejahatan duplikasi kartu ATM itu.
BI: belum ada kasus duplikasi kartu ATM
Selasa, 20 Maret 2018 15:46 WIB