Ambon (ANTARA) - Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy menyatakan, musik merupakan alat perekat perdamaian di ibu kota provinsi Maluku ini..
"Musik mampu mempersatukan perbedaan antaragama, suku, ras dan golongan. Melalui musik semua menyatu dalam keberagaman untuk mewujudkan harmonisasi," katanya saat menerima kunjungan diplomat Afganistan di Ambon, Minggu.
Dikatakannya, Ambon merupakan kota kecil tetapi namanya besar, terbukti sejak dahulu menjadi perhatian bangsa Eropa sebagai pusat rempah-rempah.
Saat ini kota Ambon genap berusia 440 tahun pada 7 September 2019, Ambon terus berbenah menjadi kota yang semakin dikenal dunia melalui musik sebagai perekat perdamaian antarumat beragama.
20 tahun lalu, Ambon dilanda konflik sosial yang berdanpak buruk bagi perkembangan kota ini, tetapi seiring berjalannya waktu terus berbenah menjadi daerah yang layak untuk dikunjungi.
Dampaknya, pada awal 2019 pemerintah pusat memberikan penghargaan kepada Ambon sebagai kota dengan tingkat toleransi terbaik di Indonesia.
"20 tahun lalu kota ini bagai "neraka" sehingga tidak ada yang berminat untuk mengunjungi Ambon, tetapi karena kultur budaya yang disatukan melului musik sebagai perekat, maka Ambon kini menjadi kota yang menjanjikan, " ujarnya.
Musik lanjutnya, mampu menjadi sarana perdamaian karena bukan hanya orang dewasa tetapi anak-anak dilatih untuk saling menghormati dan menghargai satu dan lainnya.
"Hubungan ini diharapkan mampu menjadi contoh bagi Indonesia juga bagi negara lain," tandasnya.
Ditambahkannya, hubungan antar pimpinan di kota Ambon baik TNI maupun Polri serta lembaga lainnya juga sangat harmonis. Hubungan yang terjaga itu mampu mewujudkan Ambon seperti saat ini menjadi salah satu kota yang tingkat toleransi tertinggi di Indonesia.
"Hal menarik lainnya walaupun orang Ambon itu kulit putih tua, tetapi sangat ramah dan ini yang menjadi kekuatan untuk membangun kota," kata Richard.
Richard : musik merupakan alat perekat perdamaian di Ambon
Senin, 22 Juli 2019 5:44 WIB