Ternate (ANTARA) - Sejumlah kabupaten di Maluku Utara (Malut) meminta agar penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) satu harga khususnya yang disalurkan PT Pertamina ke wilayah Terluar, Terdepan dan Tertinggal (3T) bisa dirasakan masyarakat.
"Tentunya, kami berharap agar program BBM satu harga bisa terealisasi dengan membangun lembaga penyalur di kecamatan terluar seperti di Pulau Patani, karena sebagaian besar warga menggunakan BBM untuk transportasi laut," kata Sekkab Halmahera Tengah, Saiful Ahmad di Ternate, Rabu.
Menurut dia, dengan adanya pembangunan program BBM satu harga bisa dirasakan warga seperti di Weda Selatan yang berbatasan dengan Kabupaten Halmahera Selatan, begitu pula jalur ke Wairoro Halmahera Timur dan Payahe Kota Tidore Kepulauan.
Dia menambahkan, saat ini, di Kabupaten Halmahera Tengah telah terlayani kebutuhan BBM melalui dua SPBU di Weda dan satu SPBU Gebe, tetapi warga di kecamatan terluar saat ini sangat membutuhkan adanya lembaga penyalur, sehingga kebutuhan BBM bisa terpenuhi.
Sementara itu, Asisten III Pemkab Halmahera Selatan, Yusuf Tauddin kepada Antara mengharapkan, adanya pembangunan 10 titik tambahan untuk lembaga penyalur program BBM satu harga di Halmahera Selatan, karena daerah tersebut memiliki wilayah perairan sangat luas dan membutuhkan kebutuhan BBM cukup besar dibanding daerah lainnya di Malut.
"Saat ini, baru 3 titik Program BBM satu harga dioperasikan, sehingga Pemkab Halsel berharap 7 titik lagi bisa dibangun agar kebutuhan BBM bagi warga di 249 desa di kabupaten itu terjawab," ujarnya.
Sales Marketing Branch Manager PT Pertamina MOR VIII Doni Brilianto menyatakan, pihaknya tetap berkoordinasi dengan pemda untuk menyiapkan lahan guna pembangunan program BBM satu harga.
Menurut dia, saat ini PT Pertamina menyediakan BBM dan telah terpenuhi untuk kebutuhan BBM di wilayah Malut, terutama di TTBM yang tersedia di empat titik seperti Kota Ternate, Labuha, Tobelo dan Sanana.
"ini merupakan sebagai wujud komitmen Pertamina untuk wilayah Terluar, Terdepan dan Tertinggal (3T) dan PT Pertamina telah membangun 39 titik lokasi SPBU, dimana pada tahun 2016 ada 8 titik, kemudian 13 titik tahun 2017 dan 18 titik pada tahun 2018 lalu.
Saat ini ada uji operasi tahun 2019 dan empat titik akan dibangun di Provinsi Malut yakni di Saketa, Makian, Halteng dan Kepsul, jenis premium dan sokar dengan kapasitas 10 kl dan solar 10 kl.
Selain itu, untuk pasokan non subsidi akan disalurkan, akan dibawa melalui jalur darat dengan jarak tempuh 200 km.
SPBU kompak miliki syarat di antaranya jarak tempuh 200-400 m, beri dampak positif dalam peningkatan ekonomi nelayan dan petani, dukungan semua pihak dalam mengawasi distribusi BBM, sehingga dengan diresmikannya SPBU Kompak di Kecamatan Gane Barat dan Makian Kabupaten Halmahera Selatan serta Pulau Gebe, Kabupaten Halmahera Tengah, maka warga sekitar dapat menikmati harga BBM yang sama dengan wilayah-wilayah lainnya di Indonesia.
Harga BBM di Lembaga Penyalur Pertamina mengacu kepada Keputusan Menteri ESDM nomor 4738 Tahun 2016 yakni harga Premium Rp 6.450/liter dan harga Solar Rp 5.150/liter, sebelumnya masyarakat harus membeli BBM dengan harga mencapai Rp 12.000/liter.
Penyaluran BBM satu harga di Malut harus dinikmati masyarakat
Rabu, 14 Agustus 2019 15:07 WIB