Ambon (ANTARA) - Sekretaris Komisi III DPRD Maluku, Rofiq Afifudin mengatakan, jumlah dana kredit konsumtif yang digulirkan manajemen PT Bank Maluku dan Maluku Utara (Malut) hingga saat ini mencapai Rp4,6 triliun.
Besarnya dana kredit yang dikucurkan PT Bank Maluku khususnya untuk kredit konsumtif ini lebih didominasi para abdi sipil negara, sehingga meski di tengah wabah pandemi COVID-19 saat ini tidak berpengaruh terhadap bank yang merupakan BUMD tersebut, katanya di Ambon, Sabtu.
"Setiap akhir bulan tinggal melakukan pemotongan gaji para ASN yang kredit, jadi tidak ada masalah. Komisi III juga telah melakukan rapat kerja dengan manajemen PT. BM," ujarnya.
Rofiq juga mengakui neraca yang besar pada PT. BM saat ini bisa berdampak pada penambahan PAD.
"Problem kita adalah soal konsistensi dan komitmen dari kepala-kepala daerah sebagai pemegang saham, karena sesuai aturan BI sampai dengan 2024 modal dasar murni bank itu harus Rp3 triliun, sedangkan kita baru capai Rp1,2 trilyun," ucapnya.
Kalau sampai dengan tahun 2024 PT. BM tidak bisa memenuhi angka Rp3 triliun tersebut, maka sesuai aturan akan dijadikan KPR.
Strateginya harus diatur dengan saksama dan baik, dan DPRD mendorong teman-teman di kabupaten/kota juga agar komitmen terhadap penyertaan modal itu sudah harus direalisasikan tahapan-tahapannya supaya jelas. Artinya, skema penyetoran harus jelas dan konsisten.
Misalnya, lanjutnya, kalau tidak konsisten dan sampai tahun 2024 tidak tercapai, maka PT. BM sudah punya langkah antisipasi.
"Kita tahu bersama kalau Gubernur Maluku juga punya relasi yang kuat di pusat dan teman-teman juga yang punya kemampuan untuk investasi, saya kira saya tidak mengkhawatirkan situasi di Bank Maluku," kata Rofiq.
Karena itu, DPRD Maluku menyarankan kepada direktur utama BM agar menyediakan skenario yang baik, terutama soal penyertaan modal dari para pemegang saham sesuai RUPS, dan itu harus didorong dalam Perda penyertaan modal, kemudian diatur tahapan-tahapannya.
Teknologi sekarang juga makin canggih sehingga tahun depan PT. BM sudah bisa masuk gerbang bayaran nasional dan berbagai transaksi lainnya, karena sekarang ini orang butuh cepat dan kalau masih tetap konvensional akan menjadi penghambat.
"Kalau penerimaan pegawai harus melihat kualitas sumberdaya manusia dan mereka harus menjadi bank yang mandiri, kompetitif, dan inovatif," tandas Rofiq.
Kredit konsumtif Bank Maluku dan Malut capai Rp4,6 triliun
Sabtu, 31 Oktober 2020 12:31 WIB