Ramallah, Palestina (ANTARA) - Juru Bicara Presiden Palestina Nabil Abu Rudeineh mengecam kemungkinan pengumuman mendatang AS sebelum pemilihan umum Israel pada September untuk mendukung pencaplokan beberapa bagian Tepi Barat Sungai Jordan.

Abu Rudeineh menegaskan bahwa setiap prosedur atau keputusan yang mempengaruhi hak nasional rakyat Palestina dan resolusi sah internasional harus dipandang tidak sah, demikian laporan Kantor Berita Palestina, WAFA --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Selasa.

Ia mengeluarkan pernyataan itu saat menanggapi laporan media yang menyatakan Perdana Menteri Israel berusaha memperoleh pengumuman terbuka dari Presiden AS Donald Trump untuk mengakui kedaulatan Israel atas beberapa wilayah di Tepi Barat yang diduduki.

Abu Rudeineh memperingatkan bahwa tindakan semacam itu akan memiliki "dampak serius" terutama bahwa itu akan mengikuti pengakuan AS atas Jerusalem sebagai Ibu Kota Israel, berlanjutnya penerobosan pemukim Yahudi ke dalam kompleks Masjid Al-Aqsha dan sikap AS mengenai masalah pengungsi Palestina serta gaji bagi keluarga tahanan Palestina serta mereka yang tewas oleh pasukan Israel.

"Langkah ini, jika diambil, akan merupakan tindakan bermain api yang berlanjut," ia menambahkan. Abu Rudeineh menekankan bahwa kestabilan dan keamanan tak bisa dipisahkan dan "perdamaian bagaimanapun juga takkan bisa dicapai".

"Tak satu langkah pun akan menegakkan hak (buat orang Israel), dan juga takkan menciptakan kenyataan palsu yang dapat bertahan," ia menambahkan.

Sebagai kesimpulan, Abu Rudeineh kembali menyatakan bahwa rakyat Palestina akan mempertahankan tempat suci, warisan, sejarah dan hak nasionalnya, tak peduli berapa lama itu akan berlangsung, dan menyampaikan harapannya bahwa keadilan serta legitimasi rakyat Palestina akhirnya akan terwujud.

Sumber: WAFA

Baca juga: PM Palestina: Pemecahan Tepi Barat hancurkan Kesepakatan Oslo

Baca juga: Pemukim Yahudi bakar ratusan pohon zaitun di Tepi Barat

Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Gusti Nur Cahya Aryani
Copyright © ANTARA 2019