Kairo, Mesir (ANTARA) - Koalisi pimpinan Arab Saudi --yang memerangi gerilyawan Al-Houthi di Yaman-- mengatakan satu komite gabungan dibentuk oleh Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UAE) untuk menstabilkan gencatan senjata di Yaman.

Gencatan senjata dicapai untuk Provinsi Shabwah dan Abyan di Yaman, kata stasiun televisi dan kantor berita resmi Yaman pada Senin.

Mereka mengutip juru bicara koalisi Turki Al-Maliki --yang mengatakan komite itu akan mulai bekerja secepatnya pada Senin.

Di dalam satu pernyataan bersama pada Senin pagi, pemerintah Arab Saudi dan UAE mendesak semua pihak agar bekerja sama dengan komite gabungan itu guna mewujudkan penarikan pasukan serta penempatan kembali prajurit sebagai bagian dari upaya militer koalisi.

Pernyataan tersebut, yang dikeluarkan oleh kementerian luar negeri kedua negara, menyerukan pihak-pihak terkait untuk segera berdialog.

Arab Saudi mengatakan dialog itu ditujukan untuk menangani penyebab dan kemunculan kembali peristiwa di sebagian provinsi Yaman Selatan.

Baca juga: Dana bantuan tak kunjung datang, PBB ancam tutup 22 program di Yaman

Pernyataan tersebut juga menekankan bahwa kedua negara akan melanjutkan kegiatan politik, militer, kemanusiaan dan pembangunan sebagai bagian dari upaya koalisi memelihara kepentingan rakyat Yaman serta menghentikan pergerakan  milisi Al-Houthi --yang bersekutu dengan Iran.

"Kedua negara kembali menegaskan keinginan mereka untuk memelihara negara Yaman dan kepentingan, keamanan, kestabilan, kemerdekaan dan keutuhan wilayah rakyat Yaman di bawah kepemimpinan presiden Yaman, dan menghadapi kudeta oleh milisi Al-Houthi, yang didukung Iran dan organisasi teror lain," kata pernyataan itu.

Pada awal Agustus, kaum separatis dukungan UAE mengambil alih kota pelabuhan Aden di Yaman Selatan, yang dijadikan pusat pemerintahan sementara Yaman --dukungan Arab Saudi.
​​​Kelompok separatis pekan lalu juga memperluas kekuasaan mereka ke Abyan, wilayah yang bertetangga dengan Aden.

Kedua pihak adalah bagian dari koalisi pimpinan Arab Saudi yang ikut campur di Yaman pada 2015 melawan milisi Al-Houthi, yang mendepak pemerintah Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi dari kekuasaan di Ibu Kota Yaman, Sana'a, pada penghujung 2014.

Tapi Dewan Peralihan Selatan, yang berusaha menguasai bagian selatan negeri itu, berbalik melawan pemerintah setelah menuduh satu pihak yang bersekutu dengan Hadi terlibat dalam serangan Al-Houthi terhadap pasukan Selatan.

Arab Saudi telah menyerukan agar pertemuan puncak digelar guna mengakhiri pertikaian tersebut, yang telah membuat rumit upaya PBB dalam mengakhiri perang di Yaman. Tapi pemerintah Hadi menyatakan takkan ikut sampai kaum separatis melepaskan kekuasaan atas wilayah yang telah mereka rebut.

Pertikaian itu telah mengungkapkan perbedaan antara dua sekutu di kawasan, Arab Saudi dan UAE.

​​​​​UAE pada Juni mengurangi kehadiran di Yaman sementara tetap mendukung ribuan petempur separatis Yaman Selatan.

Sumber: Reuters

Baca juga: Koalisi Saudi: 'Drone' milik al Houthi jatuh di wilayah Yaman

Baca juga: Komando pasukan gabungan koalisi pulihkan keabsahan di Yaman

Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019