Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Selasa sore ditutup melemah ditengah ekspektasi pasar akan meredanya perang dagang AS-China.

Rupiah melemah 12 poin atau 0,09 persen menjadi Rp14.255 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.243 per dolar AS.

"Adanya tanda pemulihan hubungan antara Washington dan Beijing menenangkan kegelisahan investor setelah ketegangan perdagangan antara ekonomi terbesar dunia itu meningkat lagi akhir pekan lalu," kata Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Selasa.

Berbicara di sela-sela KTT G7 para pemimpin dunia di Perancis pada Senin (26/8) lalu, Presiden AS Donald Trump mengatakan para pejabat China telah menghubungi mitra dagang AS semalam dan menawarkan untuk kembali ke meja perundingan.

Pernyataan Trump itu muncul setelah Wakil Perdana Menteri Liu He, kepala negosiator China dengan Washington, mengatakan Beijing bersedia menyelesaikan sengketa perdagangan melalui negosiasi yang "tenang".

Dari domestik, kebutuhan valas korporasi meningkat jelang akhir bulan karena keperluan untuk pembayaran utang, impor, dan sebagainya.

"Korporasi melepas mata uang rupiah untuk ditukarkan ke valas sehingga mata uang Tanah Air cenderung melemah," kata Ibrahim.

Rupiah pada pagi hari dibuka stagnan Rp14.243 dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.228 per dolar AS hingga Rp14.257 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa ini menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp14.235 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.261 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah masih akan dibayangi sentimen perang dagang

Baca juga: Rupiah Selasa pagi menguat 6 poin

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019