Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore, ditutup melemah karena dibayangi sentimen perang dagang AS-China.

Rupiah melemah 4 poin atau 0,03 persen menjadi Rp14.259 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.255 per dolar AS.

"Bisa jadi, dalam waktu dekat perang dagang kedua negara akan kembali tereskalasi dan membuat laju perekonomian kedua negara, berikut dunia, mengalami yang namanya 'hard landing'," kata Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Rabu.

China membantah klaim dari Trump dengan menegaskan bahwa perbincangan melalui sambungan telepon yang dibangga-banggakan oleh Trump tidak pernah terjadi. China justru mengungkapkan kekecewaannya terhadap keputusan AS yang kembali menetapkan bea masuk yang lebih tinggi bagi importasi produk asal China. Menurut Beijing, langkah AS tersebut sama sekali tak konstruktif.

Menurut Ibrahim, eskalasi perang dagang AS-China bisa membawa perekonomian AS jatuh ke jurang resesi.

"Berbicara mengenai resesi, kita masuk ke sentimen ketiga yang harus dicermati pelaku pasar. Dalam beberapa waktu terakhir, yield obligasi AS tenor 2 tahun sempat beberapa kali bergerak melampaui yield obligasi AS tenor 10 tahun," ujarnya.

Fenomena tersebut, lanjut Ibrahim, disebut sebagai inversi. Inversi merupakan sebuah fenomena di mana imbal hasil (yield) obligasi tenor pendek berada di posisi yang lebih tinggi dibandingkan tenor panjang.

Padahal dalam kondisi normal, "yield" tenor panjang akan lebih tinggi karena memegang obligasi tenor panjang pastilah lebih berisiko ketimbang tenor pendek.

Rupiah pada pagi hari dibuka melemah Rp14.258 dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.255 per dolar AS hingga Rp14.269 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Rabu ini menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp14.263 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.235 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah diprediksi lanjutkan pelemahan hari ini
Baca juga: Rupiah ditutup melemah ditengah ekspektasi meredanya perang dagang
Baca juga: Rupiah awal pekan melemah dipengaruhi sentimen perang dagang

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019