Riyadh (ANTARA) - Utusan Amerika Serikat untuk Arab Saudi mengutuk sebagai "tak bisa diterima" serangan pesawat tanpa awak terhadap instalasi minyak Arab Saudi pada Sabtu, yang diklaim oleh gerakan gerilyawan Yaman Al-Houthi.

"AS dengan keras mengutuk serangan 'drone' hari ini terhadap instalasi di Abqaiq dan Khurais. Serangan ini terhadap prasarana penting membahayakan warga sipil, tak bisa diterima, dan cepat atau lambar akan merenggut korban sipil," kata Duta Besar AS John Abizaid, sebagaimana dikutip Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu malam.

Al-Houthi pada Sabtu menyatakan kelompok gerilyawan Syiah Yaman yang bersekutu dengan Iran tersebut menyerang dua instalasi minyak Arab Saudi, Aramco, termasuk instalasi terbesar pemrosesan minyak di dunia, sehingga menyulut kebakaran.

Baca juga: "Drone" Al-Houthi serang dua instalasi Aramco, Saudi: Api dipadamkan

Pemerintah Arab Saudi menyatakan telah mengendalkan si jago merah, tanpa menjelaskan apakah produksi minyak ekspornya terpengaruh. Stasiun televisi negara menyatakan ekspor minyak berlanjut.

Serangan pesawat tanpa awak itu terhadap pengekspor minyak terbesar di dunia dilakukan saat raksasa minyak negara tersebut Aramco mempercepat rencana bagi penawaran terbuka awalnya pada tahun ini. Peristiwa tersebut terjadi setelah serangan lintas-perbatasan terhadap instalasi minyak Arab Saudi dan tanker minyak di perairan Teluk.

Arab Saudi, yang memimpin koalisi militer Arab untuk ikut-campur di Yaman pada 2015 melawan gerilyawan Syiah Al-Houthi, telah menuduh pesaing regionalnya, Iran, dalam serangan sebelumnya. Iran telah membantah tuduhan itu.

Baca juga: Saudi dukung keputusan AS keluar dari kesepakatan nuklir Iran

Riyadh juga menuduh Teheran mempersenjatai gerilyawan Al-Houthi, tuduhan yang dibantah oleh milisi tersebut dan Iran.

Luasnya kerusakan akibat serangan "drone" di Provinsi Abqaiq dan Khurais masih belum jelas. Abqaiq terletak 60 kilometer di sebelah barat-daya Markas Aramco di Dhahran.

Khurais, 190 kilometer lebih ke barat-daya, berisi ladang minyak terbesar kedua di negeri tersebut.

Instalasi pemrosesan minyak itu menangani minyak mentah dari ladang raksasa Ghawar dan untuk diekspor melalui terminal Ras Tanura --instalasi pemuatan minyak lepas pantai terbesar di dunia-- dan Juaymah. Perusahaan tersebut juga memompa ke arah barat menuju terminal kerajaan itu di Laut Merah.

Baca juga: Trump dorong Saudi pilih Wall Street untuk IPO Aramco

Sumber: Reuters

Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019