Medan (ANTARA) - Resmi Barimbing, wanita berbaju liris ini hanya bisa terduduk lemas menunggu hasil autopsi suaminya, Golfrid Siregar.

Berulang kali tangan kecilnya memijat kepalanya sambil menyeka keringat yang mengucur di dahinya.
 
"Pusing kali kepalaku, dari semalam enggak ada istirahat," ucapnya lirih saat diwawancarai ANTARA di depan kamar jenazah RS Bhayangkara Medan, Senin malam.
 
Ia berharap pihak kepolisian segera mengusut tuntas kasus kematian suaminya yang merupakan aktivis hak asasi manusia (HAM) dan juga advokat Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi).

Baca juga: Jenazah Golfrid Siregar dibawa ke RS Bhayangkara untuk autopsi
 
"Kami mau ini diusut tuntas karena apa meninggalnya," ucapnya lirih.
 
Sebelumnya, Golfrid Siregar mengembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik, Minggu (6/10).

Golfrid Siregar sempat dikabarkan hilang sejak Rabu (2/10).
 
Awalnya, korban ditemukan dalam kondisi tidak sadarkan diri di fly over Simpang Pos Jalan Jamin Ginting Padang Bulan, Kamis (3/10) sekitar pukul 01.00.
 
Ia ditemukan oleh tukang becak yang kebetulan melintas di sana.

Baca juga: Keterangan RSUP Adam Malik terkait kematian aktivis Golfrid Siregar

Baca juga: Sempat hilang, aktivis Walhi Sumut Golfrid Siregar meninggal dunia


Tukang becak tersebut lantas mengantarkan korban ke RS Mitra Sejati, kemudian diarahkan untuk ditangani tim medis RSUP Haji Adam Malik.
 
Keterangan dari pihak kepolisian menyatakan bahwa Golfrid menjadi korban kecelakaan tabrakan lalu lintas. Namun, Walhi Sumut menilai banyak kejanggalan dari peristiwa yang menimpa almarhum Golfrid.
 
Hingga malam ini, sejumlah sanak saudara korban masih berada di RS Bhayangkara Medan menunggu hasil autopsi.

Pewarta: Nur Aprilliana Br. Sitorus
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2019