Perangkat regulasi yang jelas (perda zonasi) mempertegas mana kawasan yang bisa dibangun atau dimanfaatkan.
Manado (ANTARA) - Wakil Gubernur Sulawesi Utara Steven Kandouw mengatakan pengusaha di bidang pariwisata tidak perlu takut untuk menanamkan investasi ke provinsi ujung utara Pulau Sulawesi itu.

"Pengelolaan wilayah laut kami jelas, kami provinsi pertama yang menetapkan perda zonasi," kata  Wagub Steven usai pelaksanaan "Startup and Business Summit" di Manado, Rabu.

Perangkat regulasi yang jelas (perda zonasi) mempertegas mana kawasan yang bisa dibangun atau dimanfaatkan.

"Ini komitmen kami, tak perlu takut pengusaha berinvestasi apakah di pulau atau resor. Apalagi bila dikaitkan dengan kawasan ekonomi khusus (KEK) pariwisata, kami sudah punya regulasi baku dan bisa menjadi role model bagi daerah lainnya," ujarnya.

Baca juga: Investor kembangkan Wisata Pesisir Trenggalek sistem "crowdfunding"

Terus meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan ke destinasi wisata yang ada di Sulut, sebut dia, harus diikuti dengan regulasi dalam rangka menyelamatkan ekosistem.

"Turis yang datang ke Sulut banyak yang hobi ke pantai, kawasan Taman Nasional Bunaken bagus, namun harus ada regulasi bila datang ke spot-spot wisata," ujarnya.

Regulasi tersebut bisa mengatur operator ataupun wisatawan tidak membuang sampah, menjaga terumbu karang dan tidak mencomot, serta tidak membuang jangkar seenaknya yang dapat merusak karang.

Wagub menyebut, hingga saat ini pemerintah daerah belum melakukan pembatasan jumlah kunjungan wisatawan ke Sulut, seperti yang dilakukan di Maldives atau Venice.

Baca juga: Pemkab Kulon Progo permudah investasi di sektor pariwisata

"Setiap hari saja di Maldives bisa mencapai 25 ribu kunjungan wisatawan, sementara kami sekitar 120 ribu per bulan," ujarnya.

Dia berharap, keberlangsungan ekosistem laut terus diikuti dengan upaya nyata melakukan pelestarian.

"Di beberapa daerah sudah melakukan ekoturisme semisal antiplastik dan upaya lainnya dalam rangka penyelamatan lingkungan, itu yang terus kami dorong agar laut tetap lestari," sebutnya.

Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019