Riyadh (ANTARA News/AFP) - Presiden AS Barack Obama tiba di Arab Saudi, Rabu, pada awal misinya ke Timur Tengah dimana ia akan berusaha menjangkau kalangan muslim dunia dan mendorong proses perdamaian regional.

Obama tiba dengan pesawat Air Force One dan disambut dengan karpet merah menjelang perundingannya dengan Raja Abdullah ketika ia berusaha mendorong strategi AS untuk mengikat negara-negara Arab ke sebuah upaya lebih luas bagi perdamaian Israel-Palestina dan meredam ketegangan regional.

Hari Kamis, Obama melanjutkan perjalanan ke Mesir, sebuah pilar lain dunia Arab, untuk menyampaikan seruan pribadi mengenai rekonsiliasi bagi 1,5 milyar muslim dunia, dan mengadakan perundingan pertamanya dengan Presiden Mesir Hosni Mubarak.

Raja Abdullah berusaha meluncurkan lagi prakarsa perdamaian Timur Tengah 2002 dukungan Arab, yang dipuji oleh pemerintah Obama. Namun, masih tidak jelas apakah sikap keras Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengenai permukiman akan mengganggu harapan AS untuk memastikan negara-negara Arab agar membuat konsesi terhadap Israel untuk mendorong momentum ke arah proses tersebut.

Obama mengisyaratkan dalam wawancara dengan National Public Radio sebelum meninggalkan Washington bahwa ia akan tetap menekan Israel menyangkut masalah itu, meski timbul perselisihan antara kedua sekutu dekat tersebut.

"Saya telah mengatakan sangat jelas kepada Israel baik secara pribadi maupun secara umum bahwa pembekuan permukiman yang mencakup pertumbuhan alam merupakan bagian dari kewajiban itu," katanya.

Prakarsa Arab Saudi menetapkan normalisasi penuh antara negara-negara Arab dan Israel, penarikan penuh Israel dari tanah Arab, pembentukan negara Palestina dan penyelesaian "adil" atas masalah pengungsi Palestina.

Obama juga akan menggunakan pembicaraannya dengan Raja Abdullah, yang negaranya merupakan pengekspor utama minyak OPEC, untuk mendorong stabilitas harga dan produksi minyak.

Lawatan presiden AS itu dilakukan di tengah timbulnya perselisihan antara pemerintahnya dan pemerintah Israel menyangkut permukiman di Tepi Barat dan penolakan Netanyahu untuk secara terbuka mendukung penyelesaian dua negara.

Misi itu juga dilakukan bertepatan dengan meningkatnya kekhawatiran di kawasan yang sebagian besar diperintah orang Sunni itu mengenai upaya nuklir Iran yang berpenduduk Syiah.

Antisipasi meningkat menjelang kedatangan Obama bagi misi besar pertamanya ke Timur Tengah, setelah kunjungan kejutan beberapa jam ke Baghdad pada April.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009