kekayaan hayati itu jadi penting karena memberi makna pembangunan yang berkelanjutan,
Jakarta (ANTARA) - Ekonom Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) Emil Salim mengingatkan soal pentingnya pilihan diversitas pangan sebagai cara menghadapi krisis di masa depan akibat pandemi penyakit maupun sebab lainnya.

Mantan Menteri Lingkungan Hidup tersebut dalam diskusi Membangun Kembali Indonesia Pascapandemi diadakan Thamrin School for Climate Change and Sustainability di Jakarta, Selasa, mengatakan Indonesia jangan mengandalkan impor pangan lagi dan swasembada itu perlu.

Baca juga: Emil Salim: Penyediaan pangan bernutrisi penting untuk imunitas

Meski demikian, menurut dia, perlu untuk mengubah kebiasaan nutrisi masyarakat sehingga bukan hanya beras yang dikonsumsi, tapi ada diversitas pangan.

“Dan kekayaan hayati itu jadi penting karena memberi makna pembangunan yang berkelanjutan,” ujar Emil.

Isu keanekaragaman hayati tersebut ia mengatakan bisa menjadi input untuk kondisi kesehatan sekarang ini. Bahkan Presiden Joko Widodo saja setiap hari minum jamu untuk menaikkan imunitas tubuh, yang sebenarnya sudah merupakan bentuk pemanfaatan keanekaragaman hayati.

Baca juga: Emil Salim dorong pemerintah genjot pembangunan di daerah

Itu bisa menjadi sumbangan untuk dunia agar bisa mengajak semua mengubah visi Bappenas yang memang membutuhkan petunjuk perihal pemanfaatan keanekaragaman hayati untuk penguatan pangan.

Cara lain untuk memastikan kecukupan nutrisi pangan nasional dalam menghadapi krisis di masa depan, menurut Emil, dapat mengembangkan urban farming yang memang juga sudah berkembang di banyak negara dunia.

Baca juga: SDM unggul ciptakan teknologi-inovasi pecahkan masalah lingkungan

Urban farming yang dikembangkan Singapura, menurut dia, dapat juga menjadi contoh. “Jadi jangan BUMN, biarkan masyarakat yang bekerja”.

Bagaimanapun upaya memastikan ketersediaan pangan masyarakat untuk antisipasi masa krisis, menurut dia, poin terpentingnya ada pada pemberian nilai tambah sehingga mampu menaikkan kesejahteraan masyarakat.

Baca juga: Emil Salim: Kegiatan ekonomi jangan merusak keanekargaman hayati

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020