Setiap orang memiliki rekam jejak masa lalu, termasuk bagaimana percakapan di media sosial. Apa pun itu, setiap orang tentu memiliki masa lalu, termasuk kesalahan yang dilakukan tanpa sengaja."
Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama Televisi Republik Indonesia (TVRI) Iman Brotoseno menanggapi perihal cuitan lawas di media sosial yang menjadi viral dan dikomentari oleh warga internet (warganet).

Iman menyadari percakapan itu menggunakan bahasa gurauan yang oleh pihak lain dapat dianggap sebagai hal serius.

Baca juga: Iman Brotoseno ingin ajak publik berpartisipasi dalam TVRI

Baca juga: Dewas berharap Dirut TVRI Iman Brotoseno dapat selesaikan persoalan

Baca juga: Dewas TVRI resmi lantik Iman Brotoseno jadi Dirut PAW Helmy Yahya


"Latar belakang saya adalah seorang pekerja seni – sutradara film, penulis, fotografer yang mungkin mempunyai cara pandang bersikap yang bisa dianggap berbeda bagi sebagian orang," kata Iman dalam pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.

Sebagai pekerja seni, Iman tidak menyangka bahwa dirinya akan menduduki jabatan publik sebagai Dirut Lembaga Penyiaran Publik TVRI Pengganti Antar-Waktu 2020-2022.

Iman menyadari bahwa dengan posisinya sebagai Dirut, ia harus bertanggung jawab atas apa yang sudah ditulisnya di media sosial, termasuk tata cara perilaku dan narasi yang dikeluarkannya di ruang publik.

"Bahwa di belakang hari ada yang mengungkap beberapa tulisan di jejaring sosial, setelah saya atas kehendak Allah SWT menjadi Direktur Utama LPP TVRI, terlepas dari adanya tujuan tertentu - niatan sengaja membelokkan opini dan melakukan pembunuhan karakter - tentu merupakan fakta yang harus saya hadapi," kata Iman.

Menurut Iman, semua orang pasti memiliki rekam jejak digital dan peristiwa masa lalu. Ia pun tidak pernah berbohong kepada publik tentang siapa dirinya, di mana semuanya dapat dilihat melalui rekam jejak digitalnya.

"Setiap orang memiliki rekam jejak masa lalu, termasuk bagaimana percakapan di media sosial. Apa pun itu, setiap orang tentu memiliki masa lalu, termasuk kesalahan yang dilakukan tanpa sengaja," ujar dia.

Iman mengatakan, sangat penting baginya untuk memperkuat komitmen untuk memperbaiki hal-hal yang buruk di masa lalu dan memulai tahap baru.

Apa pun yang diungkap lagi kini di masyarakat akan dia jadikan sebagai kritik dan masukan supaya semakin lebih baik ketika menyandang amanah bekerja di TVRI.

"Saya akan fokus bekerja sebaik mungkin untuk kepentingan masyarakat bangsa dan negara. Saya berdoa dan memohon ridha Allah untuk senantiasa mampu mengemban beban amanah melalui jabatan Direktur Utama LPP TVRI," kata Iman.

Iman mengatakan, saat ini dirinya sudah mulai berusaha menyelesaikan urusan yang sangat strategis di dalam TVRI, yaitu menyelesaikan urusan tunjangan kinerja (tunkin) karyawan khususnya mengenai rapel tunkin yang merupakan hak-hak karyawan.

Bersama kolega anggota Direksi, Iman juga memulai penyelesaian pengisian jabatan struktural yang masih kosong guna memperlancar urusan penyelenggaraan TVRI.

"Ini menjadi prioritas saya agar sebagai media Lembaga Penyiaran Publik, TVRI dapat segera meningkatkan karyanya agar semakin maju berkarya, semakin bermanfaat untuk publik, bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta membawa kemajuan manajemen dan kesejahteraan pegawai," kata Iman.

Ia kini berpedoman, bahwa jauh lebih penting untuk bekerja dan mewujudkan janjinya untuk membawa TVRI menjadi lebih maju ke depannya.

"Semoga Allah Tuhan Yang Maha Pengasih senantiasa menolong dan membimbing saya," pungkas Iman.

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2020