Getaran gempa dirasakan di beberapa daerah.
Jakarta (ANTARA) - Guncangan gempa bermagnitudo 6,0 di Laut Banda tepatnya di selatan Pulau Buru, Maluku pada Selasa pukul 11.56 WIB dirasakan hingga ke Ambon pada skala II MMI atau getaran dirasakan oleh beberapa orang dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

"Getaran gempa dirasakan di beberapa daerah. Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Selasa.

Getaran pada skala III-IV MMI atau bila siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah di daerah Namrole, di Piru pada skala III MMI yaitu getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu serta pada skala II-III MMI di Namlea.

Baca juga: BMKG terus monitor rentetan gempa di Selat Sunda

Baca juga: Aktivitas seismik di Morotai meningkat selama Mei, picu gempa kuat


Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi yang merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas sesar lokal itu tidak berpotensi tsunami.

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa yang diperbarui kekuatannya menjadi magnitudo 5,8 itu memiliki mekanisme pergerakan geser ( strike slip).

Berdasarkan hasil analisis BMKG juga tercatat episenter gempa terletak pada koordinat 4,14 LS dan 126,43 BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 68 km arah Selatan Kota Namrole, Kabupaten Buru Selatan, Maluku pada kedalaman 20 km.

Terkait kejadian gempa tersebut masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Masyarakat juga agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa serta periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum warga masuk kembali ke rumah.

Baca juga: Gempa magnitudo 6,0 di Laut Banda tidak berpotensi tsunami
 

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020