Meskipun masih dalam jumlah kecil, namun setidaknya membanggakan karena temuan pupuk hayati itu bisa digunakan dan bermanfaat bagi orang lain
Palu (ANTARA) - Dosen Fakultas Pertanian Universitas Alkhairaat Palu, Sulawesi Tengah, Dr Ratnawati, MP menemukan mikroorganisme antagonis (trichoderma asperellum) yang berfungsi sebagai pengendali hayati dan fertilizer atau pupuk hayati trichoderma.

“Pertama kali ditemukan organisme tersebut saat kami melakukan penelitian di lahan kebun bawang merah di Desa Bolupontu, Kabupaten Sigi beberapa waktu lalu, yang kemudian dikembangkan di laboratorium kampus. Alhamdulillah sekarang sudah membuahkan hasil,” kata Ratnawati, di Palu, Rabu.

Alumni doktoral Jurusan Ilmu Penyakit Tumbuhan (Pitopatologi) Universitas Hasanuddin Makassar ini mengatakan hasil temuannya itu kini mendapat respon positif dan mulai dilirik oleh berbagai pihak, salah satunya Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi Sulawesi Tengah yang telah menggunakannya, termasuk para petani di Kabupaten Sigi.

Ratnawati juga menyampaikan saat melakukan penyuluhan kepada masyarakat di Desa Tulo, masyarakat petani setempat sudah mengajak beberapa kelompok tani untuk memanfaatkan pupuk hayati tricoderma itu di lahan mereka.

"Meskipun masih dalam jumlah kecil, namun setidaknya membanggakan karena temuan pupuk hayati itu bisa digunakan dan bermanfaat bagi orang lain," ujar dosen pertanian yang juga sebagai pithopathologist ini

Bahkan, kata Pengurus Perhimpunan Fitopatalogi Indonesia (PFI) ini, dua mahasiswa pertanian Universitas Alkhairaat Palu telah berhasil menjadi sarjana dengan hasil penelitiannya yang membahas penggunaan pupuk hayati trichoderma tersebut.

Selain itu, lanjut dia, Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Tengah juga mulai melirik hasil temuannya itu, setelah mereka berkunjung langsung ke Laboratorium Fakultas Pertanian Unisa dan mengambil sampel pupuk trichoderma untuk dijadikan bahan pencobaan penggunaan pupuk tersebut pada tanaman.

“Meskipun dengan fasilitas sederhana kami sudah bisa berbuat lebih untuk kepentingan orang banyak, terlebih petani sebagai garda terdepan dalam kehidupan ekonomi bangsa ini,” ujarnya.

Ia menuturkan akan memperbanyak pupuk jenis trichoderma agar dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pertanian, dan sebagai salah satu alternatif pengganti pupuk kimia, terutama bisa membantu kebutuhan pupuk bagi petani.

“Universitas Alkhairaat Palu sudah bisa dikatakan 'go public' karena sudah memiliki lisensi, sehingga jika ada pihak lain yang ingin menggunakan produk pupuk tersebut harus mendapatkan izin dari kampus kita,” ujarnya.



Baca juga: Fakultas Pertanian Unsyiah kembangkan pupuk hayati mikoriza


Baca juga: LIPI dan Pemkab Malinau kembangkan laboratorium pupuk hayati

Baca juga: Balittri kembangkan biofertilizer pemacu pertumbuhan kopi dan kakao

Pewarta: Laode Masrafi
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020