Paling tidak bisa menampung ikan hingga 500-an ton sehingga ketersediaan stok bahan baku selalu terjaga
Demak (ANTARA) - Kementerian Perikanan dan Kelautan mendorong pengembangan sentra produksi ikan asap di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, dengan menyediakan gudang berpendingin (cold storage) agar hasil tangkapan bisa tahan lama.

"Ketua kelompok sentra pengolahan ikan asap di Desa Wonosari, Kecamatan Bonang, Demak, sudah menyampaikan usulan terkait kendala penyimpanan bahan baku ikan dengan menyediakan gudang berpendingin," kata Menteri Perikanan dan Kelautan Edhy Prabowo saat  mengunjungi sentra produksi ikan asap di Desa Wonosari, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak, Rabu.

Selain mengusulkan adanya gudang berpendingin, kata dia, pelaku usaha ikan asap setempat juga berharap ada bantuan alat transportasi untuk mengangkut ikan yang bisa menjaga kualitas atau truk bak tertutup yang dilengkapi pendingin atau thermoking.

Ia mengungkapkan dengan adanya ketersediaan tempat penyimpanan bahan baku ikan, harapannya bisa menjaga stok bahan baku ketika sedang masa sulit mendapatkan bahan baku ikan hasil tangkapan nelayan tersebut.

Dengan melihat kebutuhan bahan baku ikan setiap harinya antara 10-25 ton, maka kapasitas gudang berpendinginnya juga harus besar agar bisa bertahan selama 10-20 hari.

"Paling tidak bisa menampung ikan hingga 500-an ton sehingga ketersediaan stok bahan baku selalu terjaga. Insya Allah akan dibantu," ujarnya.

Pemerintah desa terdekat, lanjut dia, juga mengusulkan pembangunan sentra usaha serupa, sehingga peluang yang ada harus didorong karena bisa menyerap lapangan pekerjaan, menghasilkan pertumbuhan ekonomi dan perputaran ekonomi di daerah.

Terkait usulan tersebut, kata dia, sudah ada proposal yang masuk, nantinya akan dilihat dan Bupati Demak tentunya juga mendukung, sehingga daerah tinggal menjalin komunikasi dengan KKP.

"Dengan adanya komunikasi, setidaknya hal-hal yang perlu dikembangkan jangan sampai ada jalan buntu, harus ada alternatif jalan yang bisa menyelesaikan masalah. Sebenarnya masalah itu bisa diselesaikan kalau ada satu langkah kebijakan," ujarnya.

Menurut dia potensi sentra produksi ikan asap cukup besar karena bahan baku yang digunakan hampir semuanya jenis ikan yang ada di Indonesia, salah satunya ikan manyung.

"Ikan jenis tersebut, di Indonesia Timur ndak ada nilainya. Namun di Demak bisa dimanfaatkan dan bernilai jual tinggi karena bisa dijadikan bahan baku ikan asap serta kepalanya juga laku sebagai menu olahan kepala ikan manyung," ujarnya.

Bahkan, lanjut dia, masakan kepala ikan manyung hampir ditemukan di sejumlah daerah di Jateng karena menjadi ciri khas masakan Jateng. Pemkab Demak, kata dia, patut bersyukur memiliki sentra usaha yang masih bisa dikembangkan lagi karena bisa menghidupi masyarakat dan banyaknya masyarakat yang bekerja juga akan berdampak pada laju pertumbuhan ekonomi negara semakin tinggi.

Ketua Kelompok Sentra Pengolahan Ikan Asap Indah Wonosari Juyamin membenarkan bahwa para pengolah ikan asap di Desa Wonosari membutuhkan gudang berpendingin untuk penyimpanan bahan baku ikan sehingga ketika hasil tangkapan nelayan berkurang, maka tidak akan kesulitan mendapatkan bahan baku.

Selain itu, lanjut dia, harga jualnya juga tetap stabil karena tengkulak yang biasanya mempermainkan harga saat stok barang menipis tidak akan terjadi.

"Kami juga membutuhkan alat transportasi untuk mengangkut ikan karena bahan baku yang diperoleh selama ini dari luar daerah, mulai dari Jakarta, Jawa Timur, Indramayu, Purbalingga, Rembang dan Juwana.  

Baca juga: Infrastruktur gudang beku atasi dampak COVID-19 sektor perikanan
Baca juga: Legislator dorong Sabang fungsikan gudang beku ikan

Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020