Semua generasi tahu bahwa SOKSI didirikan oleh Prof. Suhardiman pada tahun 1960, kemudian juga turut membidani lahirnya Partai Golkar.
Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mendukung pelaksanaan Musyawarah Nasional (Munas) Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) mulai 24 hingga 26 Juli 2020 di Jakarta secara hybrid.

Hybrid yang dimaksud adalah mengombinasikan kehadiran fisik dengan virtual sebagai bagian dari pelaksanaan protokol kesehatan mencegah penyebaran COVID-19.

"Ini mungkin akan menjadi munas pertama pemilihan ketua umum sebuah organisasi kemasyarakatan secara virtual," kata Bamsoet di Jakarta, Rabu.

Terobosan SOKSI tersebut, lanjut dia, patut ditiru oleh berbagai ormas lainnya sehingga pandemi COVID-19 bukan menjadi halangan bagi sebuah ormas untuk melakukan penguatan dan konsolidasi organisasi.

Hal tersebut disampaikan Bamsoet saat bersama pengurus Dewan Pimpinan Nasional (Depinas) SOKSI bertemu Ketua Dewan Pembina SOKSI sekaligus juga Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie.

Baca juga: Bamsoet-SOKSI-Gerak BS gelar rapid test, suntik vit C dan bagi sembako

Wakil Ketua Umum SOKSI itu menuturkan bahwa munas organisasi sayap Partai Golkar tersebut juga akan membahas tentang keberadaan RUU BPIP yang baru saja diusulkan pemerintah sebagai pengganti RUU HIP.

Sebagai ormas yang lahir pada tahun 1960-an dan menjadi antitesis atau perlawanan terhadap berbagai organisasi yang berbau komunisme, lanjut mantan Ketua DPR itu, SOKSI punya kepentingan menjaga Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara, serta berkepentingan untuk terus ikut terlibat dalam pembinaan ideologi Pancasila kepada segenap elemen bangsa.

"Rasanya kurang elok jika keberadaan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) sebagai lembaga yang bertugas mengawal pembinaan ideologi bangsa justru hanya didasarkan pada peraturan presiden saja. Lebih tepat jika diatur dalam undang-undang," kata Bamsoet.

Pada kesempatan itu, turut hadir para pengurus Depinas SOKSI, antara lain Pelaksana Tugas (Plt.) Ketua Umum Bobby Suhardiman, Wakil Ketua Umum Ahmadi Noor Supit, dan Pengurus DPD VII SOKSI DKI Jakarta A. Mahadi Nasution.

Baca juga: SOKSI: Indonesia perlu UU Keamanan Nasional

Pengurus Dewan Pimpinan Daerah VIII SOKSI DKI Jakarta A. Mahadi Nasution menerangkan bahwa saat ini sudah tidak ada lagi dualisme dalam tubuh SOKSI.

Keberadaan "perkumpulan SOKSI" yang didirikan pada tahun 2016, kata dia, tak akan menghalangi penguatan dan konsolidasi SOKSI yang didirikan oleh almarhum Prof. Suhardiman pada tahun 1960.

"Semua generasi tahu bahwa SOKSI didirikan oleh Prof. Suhardiman pada tahun 1960, kemudian juga turut membidani lahirnya Partai Golkar," kata Mahadi.

Ia melanjutkan, "Hingga akhir hayatnya pada tahun 2015, beliau selalu berjuang membesarkan SOKSI. Jadi, kalau ada perkumpulan SOKSI yang didirikan pada tahun 2016, mereka bukanlah kesatuan dari SOKSI yang memiliki akar historis sebagai pendiri Partai Golkar.

Sementara itu, Plt. Ketua Umum SOKSI Bobby Suhardiman menambahkan bahwa SOKSI sebagai ormas yang turut membidani lahirnya Partai Golkar yang notabene partai penjaga Pancasila.

Baca juga: SOKSI : NKRI adalah harga mati

Oleh karena itu, kata dia, SOKSI juga akan memanfaatkan pelaksanaan munas sebagai ajang penguatan dan konsolidasi organisasi sehingga bisa membantu kemenangan Partai Golkar di pilkada dan Pemilu 2024.

"Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto akan hadir dan memberikan sambutan dalam Munas SOKSI. Beliau akan menegaskan bahwa SOKSI dan Partai Golkar merupakan satu kesatuan inti plasma perjuangan bangsa," pungkas Bobby.

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2020