Jakarta (ANTARA) - Pendiri ByteDance, Zhang Yiming, dalam memo internal untuk karyawan menjelaskan situasi TikTok di Amerika Serikat dan soal kesalahpahaman pendapat yang beredar atas isu tersebut.

Dikutip dari Reuters, Rabu, ByteDance, perusahaan induk TikTok, dikritik habis-habisan di media sosial China karena ingin menjual operasional platform di Amerika kepada Microsoft Corp.

Pengguna mikroblog buatan China, Weibo, mengatakan mereka akan menghapus (uninstall) aplikasi buatan ByteDance, yaitu aplikasi video pendek Douyin dan agregator berita Jinri Toutiao karena ByteDance menyerah kepada Washington.

Pendapat lainnya yang bergulir, mereka meminta ByteDance belajar dari Google, yang menarik operasional di China sejak 2010 karena tidak ingin menyensor hasil pencarian, alih-alih menjual operasional di China.

"Saya memahami (kritik tersebut). Orang-orang berekspektasi tinggi terhadap perusahaan yang didirkan seorang China, kemudian mendunia, namun, hanya sedikit informasi yang diketahui. Dengan banyak keluhan terhadap pemerintah AS, mereka cenderung melontarkan kritik yang kasar," kata Zhang, dalam surat yang sudah dikonfirmasi Reuters kepada orang dalam di perusahaan teknologi tersebut.

Baca juga: TikTok ingin lepas kepemilikan China

Baca juga: Microsoft diskusi beli TikTok


Dalam surat tersebut, Zhang mengatakan orang-orang salah memahami situasi mereka di Amerika Serikat. Menurut Zhang, tujuan Washington bukan untuk memaksa penjualan operasional TikTok di sana, namun, untuk memblokir aplikasi tersebut.

ByteDance menyatakan ada proses hukum yang tidak memberikan mereka pilihan, selain mengikutinya.

Melalui surat berbeda pada Senin (3/8) lalu, Zhang mengatakan perusahaan sudah mulai berdiskusi dengan sebuah perusahaan teknologi agar mereka terus bisa menjalankan aplikasi TikTok di AS.

Menurut dia, sejak dua tahun terakhir sentimen anti-China muncul di berbagai negara dan perusahaan harus bersiap menghadapi masalah lainnya dalam situasi seperti itu.

ByteDance tidak berkomentar atas informasi yang ada di memo internal tersebut.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump semula menolak gagasan penjualan operasional TikTok di AS kepada Microsoft, namun, belakangan dia berubah pikiran karena desakan dari para penasihat, juga Partai Republik.

Memblokir TikTok bisa jadi menjauhkan para pemilih muda.

Baca juga: Trump ancam blokir TikTok pada 15 September

Baca juga: Snapchat tambah fitur musik mirip TikTok

Baca juga: TikTok akan pindahkan kantor demi operasional

Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020