Denpasar (ANTARA) - Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo dalam konferensi pers yang dilaksanakan di Pangkalan PSDKP Benoa, Bali, menyebutkan bahwa penangkapan kapal illegal fishing dominan berasal dari negara Vietnam.

"Kapal paling banyak itu dari negara Vietnam dengan total 28 kapal, kedua Malaysia dan kebanyakan ABK dari Indonesia, Taiwan dan Filipina," kata Edhy Prabowo di Pangkalan PSDKP Benoa, Bali, Rabu.

Ia mengatakan bahwa selanjutnya akan melakukan pertemuan bersama pemerintah Vietnam. Sementara itu, tiga kapal illegal fishing yang ditangkap pada (10/8) berkapasitas kurang lebih 98 GT untuk armada purse seine, sedangkan kapal lampu, kapal penangkap dan kapal pengangkut kurang lebih sama yaitu 23 GT.

"Kami akan bertemu dengan pemerintah Vietnam dan pemerintah negara-negara tetangga yang kapalnya kami tangkap, kami negara ASEAN agar hubungannya harmonis dan tidak kucing-kucingan seperti ini, kami ingin lebih teknis dan tidak terjadi lagi, maunya seperti apa termasuk investasi bersama-sama dan tidak mengurangi hak-hak nelayan di Indonesia," jelasnya.

Edhy mengatakan sudah ada satu kapal illegal fishing yang ditenggelamkan. Kata dia, konsep penenggelaman kapal yang dimaksud, jika ada kapal asing yang melawan, maka akan ditenggelamkan.

"Kapal ini tidak mungkin tidak layak, dari negaranya bisa sampai ke sini berarti mampu dan biasanya kapal yang nangkap ikan di sini kapal bagus kecuali terbengkalai di pelabuhan. Untuk menenggelamkan itu butuh ongkos, daripada untuk menenggelamkan lebih baik untuk servis kapal dan modal nelayan," ucap Edhy.

Baca juga: Edhy Prabowo pastikan tidak ada ruang bagi penangkapan ikan ilegal

Sebelumnya, dalam konferensi pers yang dilaksanakan di Pangkalan PSDKP Benoa, Bali, Edhy Prabowo menjelaskan penangkapan tiga kapal illegal fishing di Laut Natuna Utara, berbendera Vietnam akan diproses secara hukum.

Adapun tiga jenis kapal asing yang ditangkap yaitu kapal lampu KH 95758 PS, kapal penangkap KH 98168 PS, dan kapal pengangkut KH 91558 PS. Saat ini ketiga kapal tersebut dalam perjalanan menuju PSDKP Pontianak.

Jumlah keseluruhan awak kapal ada 26 orang, dengan rincian kapal lampu dua orang, kapal pengangkut tujuh orang dan kapal penangkap 17 orang.

Baca juga: Tangkap ikan destruktif di Indonesia, Filipina naik selama COVID-19

Baca juga: Atasi "ilegal fishing" perkuat kelompok masyarakat pengawas perikanan

Baca juga: PSDKP: Enam nelayan Myanmar masih ditahan di Aceh


Pewarta: Ayu Khania Pranishita
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2020