Kerja sama pemerintah Indonesia dan RRT selama ini sudah banyak menguntungkan kedua belah pihak.
Jakarta (ANTARA) -
Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto menilai pemulihan ekonomi Indonesia telah menunjukkan perbaikan ke arah yang positif memasuki masa adaptasi kebiasaan baru.
 
Airlangga mengatakan hal itu saat memberikan sambutan pada acara Konferensi Pertama Mekanisme Konsultasi Belt and Road Antar Partai Politik Republik Rakyat Tiongkok (RRT)-Indonesia yang digelar secara virtual di Jakarta, Senin.
 
Perbaikan ekonomi, lanjut dia, terlihat dari penguatan berbagai indikator, seperti penguatan indeks pasar modal dan apresiasi nilai tukar rupiah, perbaikan PMI manufaktur, kenaikan indeks keyakinan konsumen, dan pertumbuhan penjualan ritel.

Baca juga: Cek Fakta: Vaksin Sinovac mengandung babi dan racun berbahaya?
 
Dengan modal ketahanan ekonomi yang lebih baik daripada banyak negara lain di dunia dan perbaikan berbagai indikator utama, kata Airlangga yang juga Menko Perekonomian, pemerintah Indonesia optimistis dengan langkah-langkah yang akan dilakukan dapat mencegah perekonomian terkontraksi lebih dalam lagi dan mempercepat pemulihannya.
 
"Pemerintah Indonesia telah menyiapkan strategi serta menetapkan berbagai kebijakan dan program untuk tetap menggerakkan ekonomi dan menjaga sumber penghasilan masyarakat dengan tetap mengedepankan kepatuhan terhadap protokol kesehatan," ujarnya dalam keterangan tertulisnya.
 
Indonesia dapat mengambil pelajaran dari Tiongkok meskipun tidak selalu dapat disamakan kondisinya. Negara tersebut berhasil menekan kasus dengan efektif sekaligus dapat mencapai pemulihan ekonomi dengan cepat.
 
"Terbukti Cina mampu mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang positif pada Kuartal II sebesar 3,2 persen," katanya.
 
Pada bagian lain, konsep Belt and Road Initiative yang diluncurkan oleh Tiongkok, menurut Airlangga Hartarto, banyak negara yang tertarik untuk bekerja sama.
 
Bagi Indonesia, konsep ini sejalan dengan konsep yang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia, yaitu Poros Maritim Dunia.
 
"Bagi Indonesia, konsep ini adalah upaya kami untuk memperkuat persatuan Indonesia sekaligus meningkatkan dan menyejahterakan rakyat Indonesia," kata Airlangga.

Baca juga: Pemerintah ungkap perusahaan global jajaki pengadaan vaksin COVID-19
 
Di tempat yang sama, Ketua DPP Partai Golkar Bidang Hubungan Luar Negeri Dave Akbarshah Laksono mengatakan kerja sama pemerintah Indonesia dan Tiongkok selama ini sudah banyak menguntungkan kedua belah pihak.
 
"Belt and Road Initiative adalah salah satu langkah yang strategis guna mempercepat kerja sama ekonomi kedua negara," ujarnya.
 
Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Golkar (FPG) itu juga mengapresiasi kerja sama vaksin antara Sinovac dan Biofarma guna mempercepat temuan vaksin untuk mencegah wabah COVID-19.
 
Namun, kata Dave Laksono, kerja sama ini tidak hanya sampai pada pandemi ini, tetapi ke depan juga terus dapat terjalin kerja sama, khususnya dalam hal menghadapi persoalan pandemi yang bisa saja terjadi di lain waktu.
 
Pertukaran informasi dan kerja sama penelitian, lanjut dia, akan didorong terus ke depan bagi Tiongkok dan Indonesia agar negara-negara Asia mampu menemukan vaksin maupun pencegahan dari virus-virus yang berpotensi menjadi pandemi pada masa depan serta mampu melindungi masyarakat seluruh dunia.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2020