Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi VIII DPR RI Iskan Qolba Lubis meminta Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis serius memberantas narkoba di Provinsi Sumatera Utara (Sumut).

Sebab di wilayah itu kini banyak pelabuhan-pelabuhan tikus (tak resmi) yang menjadi pasar gelap narkoba seperti di daerah pemilihannya yakni di Mandailing Natal, Padang Sidempuan, Labuhan Batu, dan Labuhan Batu Selatan.

Hal itu disampaikan Iskan saat menginterupsi rapat paripurna DPR RI ke-6 Masa Persidangan I Tahun Sidang 2020-2021 yang berlangsung di Senayan, Jakarta, Selasa (29/9).

"Daerah ini banyak pelabuhan-pelabuhan tikus, tikus-tikus pembawa narkoba itu mengelilingi pantai-pantai di daerah dapil saya. Salah satunya adalah (melalui) Sei Rampah (Serdang Bedagai), itu narkoba datang dari Thailand. Kemudian Tanjung Balai," ungkap Iskan.

Ia pun khawatir dengan persebaran narkoba dari daerah Mandailing Natal, karena jalur dengan kontur pegunungannya bisa tembus sampai Provinsi Riau.

Baca juga: Polisi tangkap dua orang pemilik sabu 13 kg dan senjata api
Baca juga: Satnarkoba Polres Cianjur tangkap enam bandar narkoba
Baca juga: Polisi di Deli Serdang gerebek tiga rumah, sita 42 kg sabu-sabu


"Itu sampai ke Riau, menyebar sekali ini. Jadi di daerah-daerah ini dulunya daerah perjuangan untuk mempertahankan negara Indonesia itu, sekarang dihancurkan," kata Iskan.

Iskan meminta Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis lebih serius menanggapi itu, karena Iskan khawatir dengan perkembangan kasus narkoba di wilayah Provinsi Sumatera Utara itu.

"Sumatera Utara sekarang 1.000.000 (orang) sudah terkapar dengan narkoba, bahkan sekarang anak-anak SD pun sudah kena. Termasuk di kampung saya di Padang Lawas, Padang Sidempuan. Anak-anak sekarang sudah (terkena) ini penyebabnya karena aparat keamanan tidak serius menutup daerah-daerah tikus-tikus ini," kata Iskan.

Iskan pun melayangkan protes kepada Kapolri, karena ketika ia menilai ada Kapolres atau Polisi yang cukup serius menangani kasus itu, tiba-tiba bisa dimutasi begitu saja.

Untuk itu dia meminta melalui forum rapat paripurna, agar Ketua DPR RI menyurati Kapolri untuk meminta penjelasan terkait sikapnya terhadap penindakan narkoba di Sumatera Utara.

"Saya berharap ini mbak Ketua, supaya ini disurati Kapolri. Saya minta jawaban dalam satu minggu ini. Kalau tidak, saya akan teriak setiap minggu di Parlemen ini," kata Iskan.

Bahkan ia juga menyatakan bila Kapolri belum disurati, ia siap teriak setiap kali Pimpinan DPR menggelar rapat di Paripurna.

Iskan ingin Kapolri berterus terang tentang bagaimana sikap yang dia tanamkan untuk Kapolda, Kapolres, dan Polisi-Polisi di lapangan terkait narkoba.

"Jangan sampai masyarakat menganggap ada main mata di lapangan. Polisi (di lapangan) itu sudah tahu di mana penjahatnya, di mana petanya sebelah mana. Tinggal keseriusan saja," kata dia.

Iskan mengatakan berdasarkan informasi yang dia peroleh, profit dari peredaran narkoba di sana itu bisa mencapai dua triliun dolar AS per tiga tahun atau sama dengan Rp 30.000 triliun. "Itu sepuluh kali APBN kita," kata dia.

"Ini setan-setan yang mau menghancurkan bangsa kita. Jadi ibu pimpinan yang terhormat, jangan sampai DPR dilengahkan dengan COVID-19 ini, tiba-tiba bangsa kita sudah hancur dengan narkoba," kata Iskan.

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2020