Kami kerahkan helikopter 'water bombing' untuk memadamkan api di Tahura Sultan Adam
Banjarbaru (ANTARA) - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terjadi di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Adam di Mandiangin, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, dalam beberapa hari terakhir.

"Kami kerahkan helikopter untuk 'water bombing' memadamkan api yang muncul di Tahura Sultan Adam dalam beberapa hari terakhir," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kalsel Sahruddin di Banjarbaru, Senin.

Menurut Sahruddin, hasil patroli satgas udara terlihat api membakar di kawasan hutan pada dataran tinggi tersebut.

Baca juga: Karhutla mulai marak di Pegunungan Meratus

Untuk itulah, pihaknya secara sigap langsung melakukan upaya pemadaman dengan menerjunkan helikopter untuk melakukan pengeboman air.

"Kesulitan helikopter hanya mencari sumber air yang cukup jauh dari titik api sehingga hanya mengandalkan air dari Sungai Martapura dan Danau Riam Kanan," bebernya.

Tahura Sultan Adam dikelola oleh Dinas Kehutanan Provinsi Kalsel menawarkan ekowisata yang masih alami. Pengunjung diajak berada di tengah hutan yang di dalamnya terdapat Pusat Habituasi Satwa Endemik Kalimantan.

Baca juga: 185 titik panas terpantau, karhutla di Kalsel terus meluas

Saat ini dilakukan konservasi beruang madu, bekantan dan rusa sambar serta budidaya lebah kelulut dan penangkaran owa-owa (sejenis kera arboreal) endemik Pulau Kalimantan.
 

Pantauan satgas udara terjadinya titik api yang muncul di kawasan pegunungan di Kalsel. (ANTARA/BPBD)


Menanggulangi karhutla yang semakin sering terjadi, BPBD Kalsel kini diperkuat 10 helikopter pengebom air dan helikopter patroli.

Diakui Sahruddin, titik api yang muncul kerap sulit dijangkau satgas darat sehingga keberadaan helikopter sangat membantu dalam pemadaman.

Baca juga: BPBD Balangan siaga kebakaran hutan dan lahan

"Hari ini sembilan helikopter sudah terbang melakukan pemadaman di sejumlah titik dengan 30 'hotspot' terpantau. Api cukup besar terlihat di Bati-Bati dan Kurau, Kabupaten Tanah Laut," kata Sahruddin.

Menurut dia, dalam dua pekan terakhir arah angin masih ke wilayah utara di Kalimantan Selatan. Sehingga titik api yang banyak muncul di kawasan Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan Kabupaten Hulu Sungai Utara, asapnya tidak mengarah ke wilayah selatan yaitu wilayah Banjarbaru yang terdapat Bandara Internasional Syamsudin Noor.

Baca juga: Kapolda Kalsel akan tindak tegas pelaku pembakar lahan

"Yang dikhawatirkan angin berbalik arah. Maka kawasan ring 1 bandara yang kami jaga betul agar kabut asap tidak sampai mengganggu penerbangan," katanya.

Berdasarkan satelit NSPP dan Aqua/Terra dan Satelit NOAA dari Lapan sejak 1 Januari hingga Oktober 2020 kebakaran hutan telah terjadi 26 kali dengan luas terbakar 109,58 hektare. Sedangkan untuk lahan yang terbakar 163 kali kejadian dengan luas 233,35 hektare.

Baca juga: Helikopter "water bombing" dikerahkan padamkan karhutla di Kalsel

Pewarta: Firman
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020