Solo (ANTARA) - Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menargetkan bisa masuk dalam 500 perguruan tinggi (PT) terbaik dunia menyusul penetapannya sebagai Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN BH).

"Oleh pemerintah, PTN BH ini harus ada agar perguruan tinggi di Indonesia bisa masuk ke dalam 500 PT terbaik dunia," kata Rektor UNS Jamal Wiwoho di Solo, Rabu.

Untuk bisa merealisasikan target tersebut, saat ini pihaknya telah menyelesaikan pembentukan susunan organisasi yang baru. Berdasar PP Nomor 56 Tahun 2020, susunan organisasi baru UNS terdiri dari majelis wali amanat (MWA), senat akademik (SA), pimpinan universitas, dan dewan profesor.

Baca juga: UNS kembali tutup kampus menyusul kasus COVID-19

"Kemarin Mas Menteri (Nadiem Makarim) juga telah mengesahkan pengangkatan anggota MWA berdasar SK Nomor 108.833/MPK/RHS/KP/2020 tertanggal 10 November," katanya.

Terkait hal itu, pihaknya menargetkan bisa masuk ke dalam 500 PT terbaik di dunia pada tahun 2023. Mengenai status PTN BH, UNS merupakan satu dari 12 PT di Indonesia yang berstatus PTN BH.

Ia mengatakan dengan berstatus PTN BH, perguruan tinggi bisa mengoptimalkan aset, memiliki otonomi keuangan, sumber daya manusia, dan membuka maupun menutup program studi tanpa perlu mengajukan izin ke pemerintah pusat.

"Jadi tidak perlu minta izin ke Jakarta kalau misalnya mau membuka program studi baru," katanya.

Ia menjelaskan rencana kerja dan anggaran tahunan PTN BH UNS di tahun 2021 berdasar SK Mendikbud Nomor 754/P/2020 tentang IKU PTN dan LLDIKTI. Salah satu Indikator Kerja Utama (IKU) adalah persentase lulusan UNS.

Baca juga: Sejumlah karya mahasiswa UNS lolos pendanaan Kemendikbud

Baca juga: UNS gandeng Pemkab Magetan ekspansi program pendidikan

Baca juga: UNS minta mahasiswa PPDS bernyali hadapi COVID-19


"Dari besaran persentase yang ditetapkan Kemdikbud, kami optimistis UNS bisa melampaui permintaan tersebut. Di tahun 2021 kami menetapkan persentasenya 90 persen dari target yang ditetapkan Kemdikbud sebesar 80 persen," katanya.

Pewarta: Aris Wasita
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020