Cianjur (ANTARA) - Dinas Kesehatan Cianjur, Jawa Barat, mencatat 14 orang santriwati di satu Pondok Pesantren di Kecamatan Cilaku, positif COVID-19 berdasarkan hasil tes usap, dan menjalani isolasi mandiri, sedangkan puluhan santri lainnya menjalani tes usap guna mengetahui kondisi kesehatannya.

Juru Bicara Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Cianjur, dr Yusman Faisal saat dihubungi, Senin, mengatakan temuan kedua kalinya kluster pondok pesantren di Cianjur, berawal dari seorang santriwati yang dilaporkan mengalami kehilangan indra penciuman saat memeriksakan diri ke puskesmas setempat, sehingga dilakukan tes usap dengan hasil positif COVID-19.

"Gugus tugas langsung melakukan penelusuran terhadap puluhan santriwati lainnya, termasuk guru dan pengurus yayasan. Saat ini baru 14 orang yang dinyatakan positif dan menjalani isolasi di lingkungan ponpes. Termasuk 60 orang santri dan guru menjalani isolasi sambil menunggu hasil tes usap," katanya

Ia menjelaskan setelah hasil usap keluar, santriwati yang dinyatakan negatif rencananya akan dipulangkan, sedangkan bagi yang positif tanpa gejala akan menjalani isolasi di ponpes di bawah pengawasan gugus tugas dan tim kesehatan puskesmas setempat. Mereka akan menjalani beberapa kali tes usap, hingga dinyatakan sembuh.

Baca juga: Ada tujuh lagi, santri positif di Cianjur-Jabar bertambah 44 orang

Baca juga: Cegah COVID-19, ponpes di Karawang-Jabar diminta sterilkan fasilitas


Pihaknya mengimbau pengurus ponpes atau yayasan, dapat secara rutin melaporkan kegiatan dan kondisi kesehatan santri dan santriwati sebagai upaya penanganan cepat ketika kluster lainnya terjadi di ponpes yang ada di Cianjur, sehingga upaya memutus rantai penyebaran dapat cepat pula dilakukan, sehingga tidak meluas hingga keluar lingkungan ponpes.

"Untuk antisipasi kami tidak pernah bosan mengimbau ponpes yang sudah menggelar belajar mengajar secara normal, untuk rutin berkoordinasi dengan gugus tugas atau pusat layanan kesehatan terdekat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan santri, guru dan pengurus lainnya, sebagai upaya memutus rantai penyebaran yang sporadis," katanya.

Hingga saat ini, pihaknya terus berupaya menekan angka penularan dengan melakukan tes cepat dan usap serta penelusuran agar penyebaran tidak meluas. "Kami ingatkan seluruh lapisan untuk mematuhi protokol kesehatan sebagai upaya memutus rantai penyebaran. Terkait dari mana belasan santriwati terpapar masih dalam penelusuran," katanya.

Sementara terkait puluhan santri dari kluster pertama ponpes yang ditemukan terpapar COVID-19 dan menjalani isolasi di ponpes sebanyak 44 orang, baru 7 orang dinyatakan sembuh, sisanya masih menjalani isolasi di ponpes karena hasil tes usap untuk ketiga kalinya belum keluar, ditambah kondisi kesehatan yang rentan membuat proses penyembuhan terlambat.*

Baca juga: Jabar tunggu anggaran pusat terkait tes cepat COVID-19 di pesantren

Baca juga: Pesantren di zona biru dan hijau Jabar diizinkan kembali beroperasi

Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020