Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR, Lestari Moerdijat, menilai perlunya menguatkan kearifan setempat untuk meminimalisir pengaruh buruk infiltrasi nilai-nilai budaya asing.

"Kalau kita kuat, seberapa pun pengaruh asing yang masuk, tidak akan berpengaruh terhadap budaya setempat," ujar dia, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis

Ia menyatakan itu saat menjadi pembicara kunci pada acara diskusi kelompok terfokus yang berlangsung di Auditorium Rooseno Plaza, Kemang Jakarta Selatan, Rabu (25/11).

Baca juga: IAAS Indonesia: Budaya pangan lokal beri kesempatan petani daerah

Ia mengingatkan, masuknya nilai-nilai asing dari luar bisa berpengaruh buruk terhadap perkembangan budaya Nusantara. Apalagi, infiltrasi budaya asing tersebut terjadi setiap saat dan terus menerus melalui berbagai sarana informasi.

Menurut dia, salah satu bukti pengaruh buruk infiltrasi budaya asing itu adalah terkikisnya nilai-nilai luhur yang diwariskan nenek moyang bangsa Indonesia. Padahal, kata dia, nilai-nilai luhur yang mulai terkikis itu merupakan ciri dan kepribadian bangsa Indonesia, seperti sikap gotong royong dan kekeluargaan.

Baca juga: Pemerintah harus kerja sama wujudkan gerakan literasi berbasis budaya

"Kegiatan gotong-royong yang dulu selalu dilakukan masyarakat, saat ini semakin sulit ditemukan. Sebagai ganti adalah munculnya sikap individualisme dan hidup sendiri-sendiri," kata dia.

Ia menilai penguatan budaya setempat menjadi salah satu kunci meminimalisir pengaruh buruk infiltrasi nilai-nilai asing. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah mengenalkan budaya lokal kepada generasi muda melalui jalur pendidikan, baik formal maupun non formal.

"Kearifan setempat bangsa Indonesia sangat beragam. Kalau itu bisa dikelola dengan baik, tentu dapat memberi keuntungan bagi bangsa Indonesia sendiri," ucap dia.

Baca juga: Wali Kota Kendari: Festival Nambo ajang promosi budaya lokal

Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2020