Jakarta (ANTARA) - Indonesia Kaya bersama Tompi dan Visinema Content menghadirkan dua sosok wanita Indonesia di episode ketujuh dan delapan dari serial web (webseries) "Paras Cantik Indonesia" yang ditayangkan di kanal YouTube Indonesia Kaya.

"Antusiasme para penikmat seni dengan webseries 'Paras Cantik Indonesia' semakin meningkat di tiap minggunya. Sesuai dengan judulnya, webseries ini senantiasa menampilkan sosok perempuan Indonesia dan apa definisi cantik bagi mereka," kata Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation, Renitasari Adrian, melalui keterangannya, Rabu.

Baca juga: "Padusi", pementasan dengan unsur kebudayaan Minang

"Semoga beragam suguhan yang kami berikan dapat selalu menginspirasi, memberi semangat dan juga mendapat apresiasi tinggi dari masyarakat," ujarnya menambahkan.

Episode ketujuh membawa Tompi ke Bandar Lampung, untuk mengunjungi lapas anak-anak. Di sana, Tompi dan bertemu dengan Gabby Mayangsari, perempuan yang membuka peluang atau kesempatan kedua bagi anak-anak yang terjerat hukum di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA).
Gabby Mayangsari untuk "Paras Cantik Indonesia". (ANTARA/HO)


Gabby menginisiasi komunitas Wadah Indonesia Berbagi di berbagai provinsi di Indonesia. Keterlibatan Gabby di LPKA berangkat dari keinginan menjadi seorang Ibu.

Ia senantiasa berbagi kasih dengan anak-anak lapas dan percaya bahwa setiap anak memiliki masa depan yang sama. Hal tersebut membuat Gabby berpindah-pindah dari lapas ke lapas untuk memberi semangat hidup bagi anak-anak yang sedang menjalani masa pembinaan di LPKA.

“Saya percaya bahwa setiap anak memiliki hak dan masa depan yang sama. Saya bersyukur dengan keterbatasan yang saya miliki, saya dapat berbagi dengan anak-anak yang berada di LPKA ini,“ ujar Gabby.

Kemudian pada episode kedelapan, yang akan ditayangkan pada 15 Desember, penikmat seni akan mengikuti perjalanan Tompi ke Flores, di sana ia bertemu dengan Hanna Keraf, perempuan yang lahir dan besar di Jakarta.

Selama Hanna hidup di Jakarta, dirinya selalu merasa berbeda dengan yang lain, sebab bapak ibunya keturunan Flores. Setelah Hanna menyelesaikan studinya di luar negeri, Hanna berkunjung ke tanah kelahiran kedua orang tuanya.

Hanna menemukan berbagai kesenjangan ekonomi yang dialami oleh ibu-ibu. Hal tersebut mendorongnya untuk menginisiasi potensi ekonomi dengan mengembangkan produk lokal untuk membantu perekonomian ibu-ibu di Flores.

Melalui Du’ Anyam, Hanna fokus memajukan produk lokal di Indonesia Timur di berbagai wilayah. Bagi Hanna, perempuan cantik adalah perempuan yang mampu berbuat baik pada semua orang tanpa memandang bulu.


Baca juga: Pentas teater "Tabib dari Timur" hadir secara virtual di akhir pekan

Baca juga: Galeri Indonesia Kaya buat kelas tari jazz virtual

Baca juga: Olivia Zalianty mengaku "gaptek" latihan musikal secara daring

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020